Fenomena banyaknya warga Sulawesi Tengah tidak bisa memilih, diduga merupakan grand scenario dari pihak tertentu.
Tim Relawan BerAmal, Hengky Idrus menduga adanya skenario besar yang membuat masifnya warga yang tidak bisa memilih. “Kami menduga ada sebuah skenario besar yang membuat adanya gerakan tidak memilih,” kata Hengky Idrus, Senin pagi.
Fenomena ini tidak hanya menjadi catatan bagi penyelenggara Pilkada, tetapi juga mencerminkan tantangan demokrasi di Sulawesi Tengah. Partisipasi yang rendah dapat memengaruhi legitimasi hasil Pilkada dan berdampak pada tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang terbentuk.
Dengan sisa kertas suara yang signifikan di banyak TPS, isu ini menjadi sinyal penting untuk segera dievaluasi oleh KPU, pemerintah, dan para kandidat. “Ini adalah momen refleksi. Demokrasi bukan hanya tentang memilih, tetapi juga tentang memastikan bahwa setiap suara memiliki arti dan dapat memberikan dampak,” ujar Revi, seorang aktivis pemuda.
Data Partisipasi Pemilih di Sulawesi Tengah
Berdasarkan rekapitulasi real count BSPN PDI Perjuangan dengan data C.Hasil-KWK/C hasil Plano, tercatat 622.628 warga yang tidak menggunakan hak pilih mereka. Berikut rincian warga yang tidak memilih di 12 kabupaten dan 1 kota:
- Banggai: 59.851
- Poso: 55.269
- Donggala: 61.688
- Tolitoli: 51.114
- Buol: 21.299
- Morowali: 29.337
- Banggai Kepulauan: 12.279
- Parigi Moutong: 105.365
- Tojo Una-Una: 27.176
- Sigi: 53.092
- Banggai Laut: 7.118
- Morowali Utara: 36.411
- Kota Palu: 102.629
Hanya tiga kabupaten, yakni Buol, Banggai Kepulauan, dan Banggai Laut, yang mencapai tingkat partisipasi pemilih hingga 80 persen.
Selanjutnya >>>> Diduga ada Grand Scenario yang Membuat Masifnya Warga tidak Memilih