Tutup
Sulawesi Tengah

Tiga Mahasiswa Universitas Tadulako Jadi Korban Kekerasan saat Unjuk Rasa Kawal Putusan MK di Palu

35
×

Tiga Mahasiswa Universitas Tadulako Jadi Korban Kekerasan saat Unjuk Rasa Kawal Putusan MK di Palu

Sebarkan artikel ini
Polisi menghalau mahasiswa yang berunjukrasa di Palu.(Foto: capture video)

PALU, Kabar Selebes– Tiga mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) Palu menjadi korban dalam unjuk rasa yang berlangsung ricuh saat mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) di depan Gedung DPRD Sulawesi Tengah, Kota Palu, pada Jumat (23/8/2024).

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Untad, Sagaf, mengonfirmasi bahwa salah satu dari korban tersebut, yang merupakan mahasiswa baru dari Fakultas Kehutanan Untad, masih dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Palu.

“Korban yang masih dirawat sudah dalam kondisi sadar setelah sebelumnya tidak sadarkan diri ketika dibawa ke rumah sakit,” kata Sagaf saat dihubungi pada Jumat malam.

Sagaf menegaskan bahwa pihak universitas telah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk memastikan korban mendapatkan perawatan terbaik.

“Saya sudah berpesan kepada pihak rumah sakit agar memberikan perawatan maksimal kepada mahasiswa tersebut,” tegasnya.

Sementara itu, seorang mahasiswa lainnya yang mengalami cedera akibat pukulan di bagian telinga saat ini sedang mendapatkan perawatan di RS Undata Palu.

Sagaf kembali menegaskan komitmen universitas untuk memastikan semua korban mendapatkan layanan kesehatan yang optimal.

Insiden ini terjadi saat massa aksi yang tergabung dalam aliansi mahasiswa se-Kota Palu berusaha memasuki Gedung DPRD Sulteng sekitar pukul 15.40 WITA.

Aksi yang awalnya berjalan damai berubah menjadi ricuh ketika aparat kepolisian menembakkan water cannon dan gas air mata untuk membubarkan massa. Beberapa tembakan peringatan juga terdengar saat polisi memukul mundur para demonstran.

Selain mahasiswa, beberapa warga yang berada di sekitar lokasi juga turut terkena dampak tindakan represif aparat. Seorang karyawan warung makan terpaksa dibawa ke rumah sakit setelah pingsan akibat menghirup gas air mata yang ditembakkan polisi.

Aksi ini menunjukkan eskalasi kekerasan yang memprihatinkan di tengah upaya mahasiswa menyuarakan aspirasi mereka, dan menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan demonstran dalam unjuk rasa di masa mendatang.**

Silakan komentar Anda Disini….