PALU, Kabar Selebes – Ardianto (34), warga Desa Binangga, Kabupaten Parigi, Sulawesi Tengah, menyayangkan videonya yang viral di media sosial dan menimbulkan kesan penolakan oleh Ahmad Ali, calon gubernur Sulawesi Tengah, untuk berjabat tangan dengannya.
Video tersebut telah digunakan untuk menyerang Ahmad Ali, yang merupakan calon gubernur Sulteng yang didukung Ardianto.
“Sebenarnya tidak seperti itu. Video itu dipakai untuk menyerang Ahmad Ali, sebagai calon gubernur Sulteng yang saya dukung,” kata Ardianto di Palu, Sabtu.
Video tersebut awalnya viral dari akun @ASWAR Chuaks di aplikasi TikTok, yang mempublikasikan beberapa konten menyerang Ahmad Ali.
Salah satu konten tersebut menyertakan keterangan, “Kalau tidak punya hati menghargai, setidaknya punya otak untuk memikirkan perasaan orang lain.”
Akun tersebut juga memproduksi konten yang mendukung tokoh politik Anwar Hafid. Video tersebut juga tersebar di media sosial Instagram melalui akun @Storysulteng.id, yang juga memproduksi konten positif untuk Anwar Hafid dan Renny Lamadjido.
Menurut Ardianto, dia tidak mengetahui video tersebut telah viral sampai diperlihatkan oleh keluarganya.
Dia menjelaskan bahwa Ahmad Ali tidak melihatnya saat dia menyodorkan tangan untuk bersalaman, tetapi kemudian mengajak Ardianto dan keluarganya untuk berfoto bersama.
Ardianto berharap para pembuat konten atau siapa saja yang telah menyebarkan video tersebut meminta maaf dan mengakui bahwa perbuatan mereka tidak baik.
“Kalau memang tidak mau mengaku dan minta maaf, saya doakan mereka banyak rezeki,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum NasDem sekaligus bakal calon gubernur Sulawesi Tengah, Ahmad Ali, juga telah mengklarifikasi video viral tersebut.
Dalam klarifikasinya, Ahmad Ali menyatakan bahwa kejadian tersebut tidak disengaja dan disebabkan oleh banyaknya warga yang ingin berjabat tangan dengannya.
“Saya sangat menyesalkan beredarnya video itu yang telah di-framing oleh lawan politik. Saya tidak sengaja, kondisi saat itu memang sedang banyak yang ingin jabat tangan,” kata Ahmad Ali, Jumat (19/7).
Dengan klarifikasi dari Ardianto dan Ahmad Ali, diharapkan masyarakat dapat memahami kejadian sebenarnya dan tidak terpengaruh oleh konten yang disebarkan dengan tujuan menyerang lawan politik.**