Tutup
Sulawesi Tengah

UIN Datokarama Gagas Kelurahan Lere sebagai Kawasan Budaya untuk Wisatawan

26
×

UIN Datokarama Gagas Kelurahan Lere sebagai Kawasan Budaya untuk Wisatawan

Sebarkan artikel ini
Ketua LP2M UIN Datokarama Doktor Sahran Raden bersama Rektor UIN Datokarama Profesor Kiai Haji Lukman Thahir berbincang - bincang di sela - sela salah satu kegiatan di kampus UIN Datokarama.

PALU, Kabar Selebes – Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu mengusulkan pengembangan Kelurahan Lere di Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, sebagai kawasan budaya yang menarik perhatian wisatawan.

Usulan ini diungkapkan oleh Rektor UIN Datokarama, Profesor Kiai Haji Lukman Thahir, dalam kegiatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UIN Datokarama di Aula Badan Kesbangpol Kota Palu, Sabtu (13/7/2024).

“Konsep kawasan budaya ini adalah pendekatan antropologis yang mencakup wilayah geografis dan rentang waktu tertentu, yang dicirikan oleh unsur-unsur lingkungan dan budaya yang serupa,” jelas Prof. Lukman Thahir.

UIN Datokarama, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), sedang melakukan penelitian dan pembinaan masyarakat di Kelurahan Lere sebagai langkah awal untuk mendorong pengembangan kawasan tersebut menjadi kawasan budaya di Kota Palu.

Di Kelurahan Lere, terdapat rumah adat Kota Palu dan makam Datokarama, salah satu tokoh pembawa ajaran Islam di kota tersebut. Masyarakat di sana juga masih melestarikan budaya yang diwarisi dari leluhur mereka.

Pengembangan kawasan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kemajuan masyarakat setempat serta sebagai implementasi Tridharma Perguruan Tinggi dalam bidang pengabdian masyarakat.

“Para pendahulu telah mewariskan kebudayaan sebagai kearifan lokal yang masih dilestarikan hingga kini. Untuk mendukung pengembangan kawasan ini, UIN Datokarama Palu berencana membangun museum budaya di tanah yang telah dihibahkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Gubernur Rusdy Mastura,” kata Prof. Lukman Thahir.

“Museum ini akan diberi nama Museum Datokarama, menghormati tokoh penyiar Islam di lembah Palu,” tambahnya.

Selain penelitian dan pembinaan masyarakat serta pembangunan Museum Datokarama, UIN Datokarama juga akan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Pemerintah Kota Palu untuk membahas pengembangan kawasan tersebut.

Ketua LP2M UIN Datokarama, Doktor Sahran Raden, menyatakan bahwa FGD ini adalah pertemuan untuk mendiskusikan kebijakan penentuan kawasan budaya secara partisipatif.

“Penentuan kawasan budaya di Kelurahan Lere perlu dibicarakan dengan pemerintah daerah. Kawasan budaya ini dapat menjadi potensi pariwisata religi di Kota Palu,” katanya.

Keberadaan Makam Datokarama dan Sou Raja memberikan nilai tambah sebagai kawasan budaya dan religi.

“Makam Datokarama memiliki kekuatan nilai religi yang membuat kawasan ini menjadi pusat religi yang terhubung dengan Kawasan Religi Sis Aljufri di Alkhairaat. Kawasan ini diharapkan memiliki pengaruh lokal, regional, dan nasional terhadap pariwisata religi di Kota Palu,” ungkap Sahran.

Menurut Sahran, nilai histori budaya yang dimiliki oleh Kelurahan Lere akan meningkatkan kawasan ini menjadi cagar budaya yang dinamis.

“Kawasan ini juga bisa memberikan nilai sosial-budaya yang tumbuh di masyarakat Kota Palu dan menjadi kekuatan kebersamaan. Selain itu, nilai ekonomi kawasan ini dapat meningkatkan peran perdagangan dengan skala lokal, regional, dan nasional di Kota Palu,” tutupnya.

Silakan komentar Anda Disini….