MOROWALI UTARA, Kabar Selebes – Penutupan PT Sawit Permai Pratama (SPP) di Desa Momo, Kecamatan Mamosalato, Kabupaten Morowali Utara (Morut) memanas. Puluhan aparat TNI dikerahkan untuk menghadang truk pengangkut sawit yang hendak menuju pabrik, memicu perdebatan dengan warga sekitar.
Penutupan pabrik ini berdasarkan surat Bupati Morowali Utara tanggal 7 Mei 2024, namun alasannya masih simpang siur. Warga mempertanyakan kebijakan ini yang dinilai merugikan mereka.
“Pabriknya tidak ditutup, tapi petani sawitnya yang dihadang,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Warga bingung karena mereka tidak boleh menjual hasil panen ke PT SPP yang lebih dekat dan menguntungkan, dan diarahkan untuk menjual ke PT KLS. Namun, PT KLS belum siap dengan sistem pembayaran seperti yang diterapkan PT SPP.
“Penjagaan 24 jam, masyarakat tidak boleh membawa buahnya ke PT SPP tapi di arahkan ke PT KLS. Sementara PT.KLS belum siap dengan sistem pembayaran yang diterapkan oleh PT. SPP,” ujar warga.
Dalam sebuah video yang beredar, terlihat perdebatan antara mobil pengangkut sawit dengan petugas yang berjaga di lapangan.
Penutupan PT SPP yang sudah lama beroperasi di Desa Momo ini menjadi sorotan karena baru kali ini ditindak tegas oleh Pemda Morut.
Belum diketahui pasti bagaimana kelanjutan situasi ini. Diharapkan ada solusi yang adil dan menguntungkan semua pihak, terutama para petani sawit yang menggantungkan hidupnya pada hasil panen mereka.