Tutup
Kolom Anda

Rumah Kardus,  Pemulung, Mandiri Bermartabat

645
×

Rumah Kardus,  Pemulung, Mandiri Bermartabat

Sebarkan artikel ini
Rumah kardus di TPA Kawatuna Kota Palu

HI. AHMAD ALI, ketua DMI Sulawesi Tengah amat kaget ketika mendapat informasi tentang rumah kardus ini. Beliau langsung mengajak tim DMI untuk terjun ke lapangan untuk dapat akurasi informasi yang lengkap. Dari sana baru kita bicara tentang intervensi gagasan dan program.

Ini rumah yang bahan bangunannya terpasang dari kardus. Inilah rumah para pengumpul sampah di TPA Kawatuna Kota Palu. Di lahan sekitar 6 Ha, kawasan ini menjadi satu-satunya TPA di Palu. Pemerintah kota Palu berencana membebaskan 29 hektar untuk TPA tersebut.

Letaknya ada di Posisi belakang kota Palu.  Tapi juga, ada depannya Kabupaten Sigi. Posisi ini menjadikan TPA ini menjadi unik. Bayangkan, halaman belakang kita menjadi halaman depannya tetangga. Atau, dapur kita adalah ruang tamunya tetangga. Itulah pula sebabnya, para pemulung itu datangnya dari dua kota kabupaten ini.

Pengurus DMI Sulteng saat mengunjungi rumah kardus di TPA Kawatuna Kota Palu

***

Ada kurang lebih 170 an kepala keluarga yang menggantung hidup dari mengais sampah di sini. Bila diratakan 3 sd 5 anak per keluarga. Maka,  ada hampir 1000 an jiwa ada disini. Mulai dari orang tua sampai anak anak kecil, bahkan bayi.

Ketika  hadir di lokasi,  kami temukan ada rumah yang terbuat dari dari gardus. Maksudnya, dinding-dindingnya tersusun dari gardus. Mereka gunakan untuk rumah istirahat. Tapi, sering juga satu dua hari tinggal di sini. Boleh jadi, ada yang tinggal permanen. Walaupun kepemilikan tanah berstatus pinjam pakai.

Kesibukan bongkar muat sampah barang kemasan sampah terlihat sangat ramai. Sebuah mobil truk membawa tumpukan barang berkarung-karung. Ada juga traktor mini mengangkut sampah dari lapangan. Penempatan ruang dan alokasi penempatan barang terlihat alamiah, untuk tidak disebut sembraut. Tumpang tindih antara tumpukan sampah dan rumah rumah singgah tempat pemukimannya.

***

Atas keadaan ini, Apriori urusan kesehatan menjadi masalah. Juga usuran pendidikan karena kesibukan orang tua dlm mengais sampah dapat mengabaikan aspek ini. Butuh essesment mendalam untuk data akuratnya.

Di lokasi ini, telah ada beberapa pihak yang ingin menyalurkan perhatian. Khabarnya, ada yang mau bangun mushalla. Ada juga yang ingin membangun sekolah. Informasi yang menggembirakan. Karena, ada perhatian stakeholder non pemerintah ikut berperan. Termasuk, DMI Sulawesi Tengah. Hi. Ahmad Ali, ketua DMI Sulawesi Tengah amat kaget ketika mendapat informasi tentang rumah kardus ini. Beliau langsung mengajak tim DMI untuk terjun ke lapangan untuk dapat informasi yang lengkap.

 Intinya, perhatian semua pihak ini, semoga bermanfaat untuk pembinaan secara berkelanjutan. Silahkan ambil bagian dengan kegiatan apa yang dibutuhkan dan mendesak.  Hingga saatnya, ada solusi yang lebih berkualitas bisa ditawarkan. Membuat mereka mandiri bermartabat. Wallahu a’lam bi syawab..

Penulis : Muhd Nur Sangadji / Pengurus DMI Sulteng

Silakan komentar Anda Disini….
Kolom Anda

Suatu hari saya diundang sarapan pagi oleh seorang produser film tanah air. Ia mengatakanfilmnya berhenti di tengah jalan gara-gara pemeran utamanya meninggal. Dia meminta bantuansaya, dengan artificial intelligence (AI) tentunya, bisa membuat wajah dan suaranya dihidupkankembali. Saya mengatakan secara teknis bisa, karena AI sudah bisa masuk mengganti perandengan face swapper dan suara melalui sintesa suara yang sudah 90 persen mirip. Cerita di atas hendak menjelaskan bahwa industri konten, film dan televisi hari ini paling terdisrupsi oleh…