BANGGAI, Kabar Selebes – Sebuah inisiatif pendidikan konservasi pesisir telah diluncurkan oleh Relawan Orang dan Alam (ROA) di Kelurahan Talang Batu, Kecamatan Balantak, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Hal ini bertujuan memberikan pemahaman dan kesadaran kepada anak-anak tentang pentingnya melindungi spesies terancam punah yang mendiami wilayah pesisir Balantak.
Wilayah ini dikenal sebagai salah satu kawasan biogeografis yang mencakup sekelompok pulau-pulau dan kepulauan di wilayah Indonesia bagian tengah, yang sering disebut sebagai kawasan Wallacea.
“Ini adalah langkah awal yang sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak sejak dini tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati di pesisir serta melindungi spesies terancam punah,” ujar Irsan, fasilitator lapangan dari Relawan untuk Orang dan Alam (ROA), Selasa (1/11/20223).
Irsan menambahkan bahwa dengan memberikan pendidikan konservasi kepada anak-anak, mereka diharapkan akan tumbuh dengan kesadaran dan kepedulian yang lebih tinggi terhadap perlindungan spesies dan lingkungan pesisir.
Kegiatan pendidikan ini dimulai dengan penyampaian informasi kepada anak-anak tentang ekosistem pesisir, termasuk berbagai spesies yang hidup di sana.
Anak-anak diajak untuk memahami peran ekosistem pesisir dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan kehidupan manusia.
Mereka juga diajarkan cara mengidentifikasi spesies terancam punah seperti penyu, hiu, paus, dan berbagai jenis ikan, serta mengapa perlindungan mereka sangat penting.
Belasan anak perempuan dan laki-laki dengan penuh semangat belajar bersama di tepi pantai, mendekatkan diri dengan alam pesisir dan laut.
Mereka diajak secara langsung mengenal habitat spesies terancam punah yang sering menjadi buruan manusia, bahkan terdampar di wilayah pantai.
Muh. Edward Yusuf, kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah, menegaskan bahwa melalui pendidikan konservasi pesisir ini, anak-anak akan menjadi agen perubahan yang peduli terhadap lingkungan mereka.
“Mereka adalah masa depan, mereka akan menjadi pelindung alam yang tangguh di tengah-tengah tantangan perubahan iklim yang tengah dirasakan saat ini,” katanya.
Ia juga berharap bahwa program pendidikan konservasi pesisir seperti ini dapat menjadi contoh bagi wilayah lain di Sulawesi Tengah dalam upaya melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem pesisir yang sangat berharga.
Kesadaran anak-anak tentang pentingnya melindungi spesies terancam punah di pesisir diharapkan akan membantu melestarikan warisan alam yang kaya dan berharga bagi generasi mendatang.
Wilayah pesisir pantai Balantak sering menjadi tempat pendaratan penyu, bahkan pernah terjadi kasus terdamparnya paus sperma yang memiliki panjang sekitar delapan meter di pantai Kelurahan Talang Batu, Kecamatan Balantak, Kabupaten Banggai.
Ini adalah bukti nyata betapa pentingnya upaya perlindungan dan penyelamatan spesies terancam punah di wilayah ini.***