PALU, Kabar Selebes – Ketua Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Sulawesi Tengah, Adi Tangkilisan, mengkritik peluncuran “Sulawesi Tengah Negeri 1000 Megalit” di Lembah Bada, Kabupaten Poso.
Adi Tangkilisan menilai launching yang dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Tengah, H. Rusdy Mastura Selasa (10/10/2023), tampak seperti sebuah tontonan semata, tanpa memahami nilai sejati dari peradaban tinggi yang pernah ada pada masa lalu.
“Itu kegiatan seperti hanya dibikin di halaman kantor… betul-betul peradaban tinggi yang diurus manusia selera rendah,” kata Adi Tangkilisan, Jumat (13/10/2023)
Ia menyoroti model promosi dan peluncuran yang tampak lebih ditujukan untuk wisatawan lokal yang lebih suka berbelanja di mal dan produk-produk Korea.
Menurutnya, ini bukanlah pendekatan yang sesuai untuk menarik pelancong intelektual dan sadar akan peradaban.
“Peradaban tinggi yang digarap dengan citra rendahan. Dengan visual seperti itu… Batu itu hanya sebatas batu mati,” tambahnya dengan nada kritik.
Adi Tangkilisan juga merasa bahwa warisan budaya megalitik tersebut tidak diberikan hak untuk menunjukkan keistimewaannya sebagai bagian dari sejarah besar manusia pada masa itu.
Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Tengah, H. Rusdy Mastura, secara resmi mencanangkan “Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit” di Kawasan Situs Palindo, Sepe, Desa Kolori, Kecamatan Lore Barat, Lembah Bada, Kabupaten Poso, pada Selasa.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Kementerian Pariwisata, wakil ketua DPRD Sulawesi Tengah, dan berbagai pemangku kepentingan tingkat daerah.***