GAGASAN Rusdi Mastura yang hari ini mendeklarasikan Sulawesi Tengah sebagai negeri seribu megalit sesungguhnya adalah lompatan besar dalam merekonstruksi kembali sejarah peradaban dunia.
Patut untuk menyebut bahwa pencanangan Sulteng sebagai negeri seribu megalit sesungguhnya adalah semangat Rusdi Mastura untuk menyampaikan kepada dunia bahwa sesungguhnya Sulteng memiliki sejarah peradaban tertua bahkan menurut hasil penelitian memperkirakan sejarah peradaban Sulteng se usia dengan jaman nabi Musa atau sekitar 3000 tahun sebelum Masehi.
Selain soal peradaban pencanangan Sulteng Negeri Seribu Megalit sesungguhnya juga ingin menyampaikan pesan bahwa nenek moyang bangsa China dan Sebagian Jazirah Arab adalah orang Napu dan Bada.
Diperkirakan bahwa pada jaman nabi Musa telah hidup komunitas manusia yang membentuk peradaban di Napu dan Bada, hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian arkeologi dan genetik. Konon ada temuan kerangka manusia purba yang tingginya 2 meter dan berdasarkan hasil uji DNA gen manusia purba tersebut identik dengan gen penduduk Mongolia.
Bahkan sampai hari ini masih dipelihara dengan baik pakaian adat orang Bada sama desain dan mode dengan pakaian orang Mongolia. Itu artinya sejarah asal muasal nenek moyang bangsa Indonesia yang disebut berasal dari Mongolia perlu ditinjau kembali.
Berdasarkan tinggalan benda budaya Megalitikum membuktikan bahwa jauh sebelum migrasi orang – orang Mongolia ke Indonesia sudah ada peradaban yang berkembang. Hasil penelitian juga mengungkap bahwa sejarah pertanian purba ditemukan di lembah Napu dan Bada dengan adanya padi yang diberi label Indonesia Rise (IR).
Berpijak pada dokumen dokumen hasil penelitian tersebut aman untuk mengatakan bahwa gagasan Rusdi Mastura tentang Sulteng Negeri 1000 megalit sesungguhnya adalah lompatan pikiran untuk menjungkirbalikkan sejarah yang jamak dipahami manusia sekarang ini.
Termasuk lontaran-lontaran yang sering disampaikan Rusdi Mastura tentang teori evolusi Darwin yang konon kabarnya terinspirasi dari siklus evolusi yang terjadi di Wallce. Menurut Rusdi Mastura bahwa Wallace itu tidak lain adalah Walea yang ada di Kabupaten Tojo Una-Una Sulteng.
Masih tentang sejarah peradaban 3000 tahun sebelum Masehi yang ditandai dengan adanya prasasti megalit berupa patung raksasa yang ada di Bada dan Napu termasuk soal teori evolusi yang terinspirasi dari Walea, maka tidak tertutup kemungkinan satu dari 12 kota yang hilang satu diantaranya ada di bumi Sulawesi Tengah.
Konon dari penuturan masyarakat dan diyakini kebenarannya bahwa disekitar pegunungan kebun kopi ada kehidupan modern yang mencerminkan ciri-ciri kota masa lampau atau kata orang sangat identik dengan kota Atlantik. Wallahualam.
Penulis
Muharram Nurdin – Wakil Ketua DPRD Sulawesi Tengah