PALU, Kabar Selebes – Abdul Rahman Hamidan, yang dikenal dengan nama Abu Asbal, merupakan salah satu nama yang cukup dikenal dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Indonesia.
Namun, kini ia telah menjalani transformasi besar dalam hidupnya, beralih dari aktivitas radikalisme ke dunia pendidikan sebagai seorang guru di pondok pesantren (ponpes) di Kota Palu.
Perjalanan Abu Asbal dalam dunia radikalisme dimulai dari rasa ingin tahu yang mendalam tentang agama.
Dorongan ini membawanya untuk berinteraksi dengan berbagai komunitas, dan akhirnya ia terjerat dalam jaringan JAD, sebuah organisasi yang telah dinyatakan ilegal oleh pemerintah.
Di dalam kelompok tersebut, Abu Asbal memiliki peran penting sebagai sekretaris JAD dan sebagai penghubung antara JAD dengan kelompok MIT yang dipimpin oleh Santoso alias Abu Wardah.
Ia menjadi penghubung utama untuk semua kebutuhan kelompok MIT, termasuk persediaan senjata, penguat sinyal, dan kebutuhan lainnya.
Namun, takdirnya berubah ketika ia ditetapkan sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh mantan Kapolda Sulteng, Komjen Pol (Purn) Rudy Sufahriadi, yang saat itu masih berpangkat Brigjen.
Abu Asbal akhirnya diamankan oleh pihak kepolisian pada Januari 2017 dan dijatuhi hukuman penjara selama 5 tahun atas keterlibatannya dalam kelompok JAD.
Selama menjalani masa hukuman, Abu Asbal mulai menyadari kesalahannya.
Nasehat dari keluarga dan teman-teman napiter (mantan narapidana teroris) yang sudah lebih dulu kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memainkan peran penting dalam transformasinya.
Setelah keluar dari penjara, Abu Asbal memilih untuk membangun kembali hidupnya.
Ia kini berprofesi sebagai seorang guru di salah satu pondok pesantren di Kota Palu.
Melalui profesinya yang baru, ia aktif mendukung pendidikan dan berupaya mendidik generasi muda untuk tidak terjerumus dalam radikalisme.
Dukungannya dalam upaya pencegahan radikalisme telah memperoleh apresiasi dari berbagai pihak.
Abu Asbal juga menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam upaya memajukan pendidikan di Kota Palu.
“Saya ingin memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara,” aku Abu Asbal, Senin (25/9/2023).
Transformasi Abu Asbal menjadi seorang guru dan pejuang pendidikan adalah bukti bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berubah dan memberikan dampak positif pada masyarakat.***