PALU, Kabar Selebes – Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang disebabkan oleh cuaca ekstrem kembali menghantui wilayah Sulawesi Tengah, khususnya Desa Pasir Putih, Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso.
Kejadian ini terjadi akibat dampak dari fenomena El Nino yang berlangsung, menyebabkan kemarau berkepanjangan.
Menurut peringatan yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi cuaca yang ekstrem dan panas menjadi pemicu utama terjadinya Karhutla di beberapa titik rawan di Sulawesi Tengah.
Fenomena El Nino telah menyebabkan penurunan curah hujan dan meningkatkan suhu udara, menciptakan kondisi yang sangat rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah, Akris Fattah Yunus menyebut, karhutla di Desa Pasir Putih telah terjadi sejak pukul 18.00 Wita dan telah berhasil menghanguskan sekitar 10 hektar lahan.
Kejadian ini langsung menjadi perhatian serius pihak berwenang, dan tim penanggulangan bencana segera dikerahkan untuk mengatasi situasi darurat ini.
Akris menyampaikan bahwa saat ini tim penanggulangan bencana tengah melakukan asesmen menyeluruh terhadap kondisi di lapangan.
“BPBD Sulteng juga berkoordinasi dengan aparat desa setempat guna mencari cara terbaik untuk memadamkan api yang masih menjalar dan mengendalikan situasi agar tidak semakin meluas,” kata Akris Fatah, Minggu (24/9/2023).
Di lapangan kata Akris Fatah, salah satu kebutuhan mendesak adalah alat penyemprot api yang dapat dioperasikan secara manual.
Hal ini diperlukan untuk memungkinkan mobilisasi ke lokasi-lokasi yang sulit dijangkau oleh kendaraan biasa.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulawesi Tengah menekankan pentingnya kerja sama semua pihak dan mendukung upaya-upaya pemadaman Karhutla guna melindungi lingkungan dan aset-aset yang ada di wilayah tersebut.
Pihak berwenang juga menghimbau masyarakat setempat untuk tetap waspada dan mematuhi petunjuk dari tim penanggulangan bencana serta berperan aktif dalam upaya pencegahan Karhutla yang lebih luas.
Dengan cuaca ekstrem yang berlanjut, kerja sama semua pihak akan menjadi kunci dalam mengatasi ancaman Karhutla yang terus meningkat.***