Tutup
Sulawesi Tengah

Kabupaten Sigi menuju Bebas Penyakit Mulut dan Kuku serta Atasi ancaman ASF

×

Kabupaten Sigi menuju Bebas Penyakit Mulut dan Kuku serta Atasi ancaman ASF

Sebarkan artikel ini
Ketua DPRD Moh Rizal Intjenae dan Wakil Ketua Endang Hardianti saat menyambangin kantor Kementerian Pertanian yang diterima Stafsus Yesiah Ery Tamalagi

SIGI, Kabar Selebes – Kabupaten Sigi, sebuah kabupaten yang terletak di Indonesia, siap untuk menjadi kabupaten yang bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Komitmen ini disepakati dalam pertemuan penting yang berlangsung di Gedung Ditjen PKH Kementan RI pada Selasa sore, 12 September 2023.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sigi serta perwakilan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Rombongan DPRD Sigi dipimpin oleh Ketua DPRD Moh Rizal Intjenae dan Wakil Ketua Endang Hardianti, serta dihadiri oleh beberapa anggota dewan seperti Abdul Rivai Arif, Abdul Rahman, Maklon, Ilham, dan Akib Ponulele, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sigi. Sementara itu, Ditjen PKH diwakili oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk drh Ari Wicaksono (Direktorat Keswan), Netty Tobing (Direktorat Pakan), Marta (Direktorat Pengolahan Peternakan dan Pemasaran), Khaerudin (Direktorat Pembibitan dan Produksi Ternak), dan Widiah Cahyani (Direktorat Program).

Advertising

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sigi, Akib Ponulele, menyampaikan bahwa saat ini kasus PMK di kabupaten ini sudah mencapai angka nol sejak tiga bulan yang lalu. Namun, tantangan lain seperti Afrika Swine Fever (ASF) telah menyebabkan kerugian besar, dengan lebih dari 3.000 ekor babi mati, termasuk peternak yang telah memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk usahanya. Bahkan, beberapa peternak bahkan kehilangan hingga 500 ekor ternaknya akibat ASF.

Dalam menjawab permasalahan ini, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada vaksin yang efektif untuk melawan ASF, karena virus ini menyerang antibodi hewan secara agresif. Namun, mereka mencontohkan bahwa peternak di Jawa Tengah telah berhasil mengatasi ASF dengan memperkuat langkah-langkah biosecurity, mulai dari pengelolaan peternakan, pakan hingga perdagangan, yang semuanya diatur dengan ketat. Oleh karena itu, upaya utama yang dapat dilakukan adalah memperkuat biosecurity. Drh Ari Wicaksono, Direktorat Keswan Ditjen PKH, menegaskan bahwa hal ini juga dapat diterapkan di Kabupaten Sigi.

Terlepas dari tantangan ASF, Kabupaten Sigi juga berkomitmen untuk mengatasi PMK. Drh Ari mengingatkan bahwa meskipun angka PMK saat ini telah mencapai nol, penyakit ini memiliki karakter laten yang bisa muncul kembali. Dari target vaksinasi sebanyak 60 ribu hewan, baru sekitar 103 hewan yang telah divaksin. Mereka bersama-sama mengajak semua pihak untuk bekerja sama guna meningkatkan tingkat vaksinasi hingga mencapai 80 persen. Jika berhasil, Kabupaten Sigi berpotensi menjadi daerah bebas PMK, yang akan memberikan dampak positif seperti perdagangan antar pulau dan kontribusi pada Industri Kecil dan Menengah (IKN) serta produk turunannya.

Pada akhir pertemuan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sigi bersama DPRD setuju untuk segera merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan ini. Mereka melihat tantangan ini sebagai peluang positif untuk meningkatkan sektor peternakan di Kabupaten Sigi, termasuk optimalisasi lahan peternakan seluas 58 hektar di wilayah Tandau. Semua pihak berharap upaya bersama ini akan membawa Kabupaten Sigi menuju masa depan yang lebih baik dalam hal kesehatan hewan dan pertanian.***

Silakan komentar Anda Disini….