Dilansir Antara, hasil uji pertanggalan karbon peninggalan megalitikum yang tersebar di kawasan Lore menunjukkan usia kebudayaan ini berada di kisaran 2000 tahun sebelum Masehi.
Sedangkan, hasil penelitian berdasarkan temuan tulang-tulang rangka manusia di salah satu kubur tempayan di situs Wineki, Lembah Behoa, mengungkapkan sisa-sisa peninggalan tersebut diperkirakan berusia sekitar 2351-1416 sebelum Masehi yang kemudian punah sekitar 1452-1527 Masehi.
Peninggalan zaman megalitikum tersebut tersebar di lebih dari 200 ribu hektare di kawasan Taman Nasional Lore Lindu di Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang masih berkarakter vegetasi hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan.
Di Kabupaten Sigi, kawasan yang memiliki persebaran megalitik dikenal dengan nama Lindu, sedangkan di Kabupaten Poso, dikenal dengan kawasan Lore di mana terdapat tiga lembah yang memiliki persebarannya, yakni Lembah Napu, Lembah Behoa dan Lembah Bada.
Temuan megalitik tersebut berupa bejana batu (kalamba), tempayan kubur, arca, menhir, batu lumpang, batu dakon, batu lesung, batu dulang, punden berundak, hingga pagar/benteng.
Dari aspek sejarah, kehadiran cagar budaya kawasan Lore Lindu dinilai memberi sumbangan sangat berarti dalam perkembangan migrasi penutur bahasa Austronesia yang secara teoritis masuk ke wilayah Nusantara melalui wilayah Sulawesi (jalur utara) dan diketahui sebagai moyang bangsa Indonesia.
Selanjutnya >>> Beberapa situs megalitikum tertua yang dikenal di dunia antara lain