PALU, Kabar Selebes – Pulau Una-Una, juga dikenal sebagai Pulau Colo atau Pulau Ringgit, adalah sebuah pulau vulkanik yang terletak di Teluk Tomini, Kabupaten Tojo Una-Una, provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia.
Disebut pulau ringgit, karena pulau ini terletak di utara Pulau Togian sejak tahun 1930-an, ditumbuhi oleh pohon kelapa yang menjadi penghasilan utama penduduknya.
Hasil dari pohon kelapa inilah yang membuat penduduknya makmur sehingga dijuluki pulau ringgit.
Pulau ini populer di kalangan turis internasional untuk menyelam. Di pulau ini, terdapat tiga desa bernama Unauna, Kololio and Tampobatu.
Terdapat sekitar 200 jiwa di Pulau Una-Una. Pulau ini memiliki bentuk bulat. Di tengah pulau terdapat Gunung Colo, yang erupsi pada 1983.
Pulau ini memiliki sejarah yang kaya, termasuk catatan erupsi vulkanik yang signifikan serta pengalaman masyarakat lokal dalam mengatasi tantangan alam.
Berikut adalah gambaran singkat tentang sejarah Pulau Una-Una:
1. Erupsi Besar 1983:
Erupsi Besar 1983 di Gunung Colo (Gunung Una-Una) di Pulau Una-Una, Sulawesi Tengah, adalah peristiwa yang signifikan dalam sejarah vulkanologi Indonesia. Erupsi ini menghasilkan letusan yang dahsyat dan mempengaruhi tidak hanya pulau itu sendiri, tetapi juga lingkungan sekitarnya. Berikut adalah beberapa informasi tentang Erupsi Besar 1983 di Gunung Colo:
Erupsi Gunung Colo terjadi pada tanggal 3 September 1983. Erupsi ini diklasifikasikan sebagai letusan eksplosif VEI (Volcanic Explosivity Index) 6, yang merupakan skala tertinggi pada indeks tersebut. Skala VEI digunakan untuk mengukur seberapa besar erupsi vulkanik berdasarkan volume material piroklastik yang dilepaskan dan tingkat elevasi letusan.
Erupsi tersebut mengakibatkan sejumlah dampak yang meliputi:
Letusan melepaskan aliran piroklastik yang panas dan berbahaya, menghancurkan banyak vegetasi, rumah, dan lahan pertanian di sekitar gunung. Erupsi ini meninggalkan bekas luka yang cukup besar di pulau tersebut.
Erupsi ini mengakibatkan beberapa korban jiwa dan menyebabkan penduduk setempat harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Banyak penduduk kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian mereka.
Asap dan partikel vulkanik yang dilepaskan selama erupsi dapat memiliki dampak global. Partikel-partikel tersebut dapat mencapai lapisan atmosfer atas dan menyebar, mempengaruhi iklim global dan suhu di seluruh dunia.