PALU, Kabar Selebes – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan panen padi di Desa Alatengae, Kabupaten Maros, sebagai bagian dari kegiatan memastikan panen padi nasional di semua daerah, Jumat (23/6/2023).
Hal ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan pangan, terutama beras, menghadapi kemungkinan El Nino.
Mentan SYL menekankan pentingnya memajukan pertanian dan menjadikan Kabupaten Maros sebagai benteng pertanian Sulawesi Selatan serta contoh kemajuan teknologi pertanian.
“Kami hadir acara panen ini untuk mengecek dan memastikan langsungnya aktivitas panen padi di daerah. Karena menurut data BPS, luas panen sampai Agustus mendatang di atas 800 ribu hektar tiap bulanya. Memastikan ketersediaan beras ini penting karena kita hadapi El Nino dan memajukan pertanian adalah tugas kita semua. Dalam tiga tahun terakhir ini pertanian makin kuat, kita tidak impor beras. Tiga tahun terakhir kita diserang covid 19, tapi makanan tetap tersedia,” kata SYL.
Dia juga mengajak untuk percepatan olah tanah menggunakan alsintan dan memperluas penggunaan pertanian ramah lingkungan menghadapi kemarau panjang dan perubahan iklim.
Selain itu, dalam kegiatan panen padi tersebut, Mentan SYL memimpin demonstrasi pembuatan Elisitor Biosaka dan penyemprotan Biosaka pada tanaman sebagai bagian dari aplikasi pertanian ramah lingkungan. Mentan SYL menekankan pentingnya penggunaan pupuk organik dan mengurangi penggunaan pupuk kimia.
“Untuk itu, setelah panen ini segera lakukan tanam. Percepat olah tanah menggunakan alsintan. Penggunaan pertanian ramah lingkungan pun harus kita masifkan karena kita menghadapi kemarau panjang. Kondisi dunia 2024 tidak baik-baik saja, perekomonian alami turbulensi sehingga kita harus kuatkan pertanian,” terangnya.
Pada panen ini, mantan orang nomor satu di Sulawesi Selatan sekaligus memimpin demontrasi pembuatan Elisitor Biosaka dan penyemprotan Biosaka pada tanaman bersama para petani dan penyuluh guna menderaskan aplikasi pertanian ramah lingkungan. Penerapan pertanian organik menjadi salah satu program utama tahun 2023 ini guna mewujudkan pertanian yang tangguh menghadapi dampak perubahan iklim global khususnya El Nino.
“Program saya tahun ini mengajarkan kembali pupuk organik. Tolong Biosaka sebagai elisitor dikembangkan terus di Kabupaten Maros. Kita tidak boleh lagi bergantung pada pupuk kimia. Miminal kita kurangi penggunaan pupuk kimia,” tandasnya.
Bupati Maros mewakili Kabupaten Maros menyambut baik kehadiran Biosaka dan optimis bahwa penggunaannya akan meningkatkan produksi padi di daerah tersebut. Direktur Jenderal Tanaman Pangan juga menyatakan Maros sebagai salah satu produsen beras di Sulawesi Selatan yang berkontribusi pada pasokan beras nasional.
“Dengan adanya Biosaka di Kabupaten Maros, penggunaan pupuk kimia berkurang 50 persen dan kami optimis produksi ke depan pun meningkat. Dari 6 ton bisa 9 ton per hektar. Mengapa? karena lahan pertanian semakin subur dan hama berkurang,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi hadirnya Biosaka di Indonesia khususnya di Kabupaten Maros. Ke depan Biosaka diharapkan bisa diteliti lebih jauh lagi, misalnya dicampur dengan bahan lain seperti keong yang hasilnya bisa lebih hebat lagi khasiatnya.
“Biosaka ini menantang teknologi pertanian yang ada selama ini. Karena ini dari bahan sederhana, rumput dan hijauan alam sekitar yang dapat menyuburkan tanah dan tanaman. Kita harapkan semua petani mengaplikasikan Biosaka, apalagi penyemprotanya menggunakan drone,” tutupnya.
Bersamaan, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menuturkan Maros sebagai salah satu kabupaten produsen beras di Sulawesi Selatan turut berkontribusi pada pasokan beras dengan luas baku sawah 26 ribu hektar dan luas panen 2022 sekitar 40 ribu hektar yang berarti indek pertanaman 1,53 di atas rata rata nasional. Kementan terus memacu meningkatkan produksi salah satunya melalui pertanian organik, ramah lingkungan.
“Ke depan produksi terus dipacu dengan pemanfaatan sumberdaya lokal, pertanian ramah lingkungan seperti Biosaka dan efisiensi biaya usahatani, teknologi pertanian presisi, serta antisipasi, mitigasi dan adaptasi terhadap ancaman el-nino pada 2023,” tegasnya.
Pada kegiatan ini, Mentan SYL menyerahkan bantuan pertanian untuk Kabupaten Maros berupa benih padi, jagung, kacang hijau 100 hektar, kedelai 100 hektar, pestisida, pupuk NPK, pupuk hayati, combine harvester, power threser dan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Pada acara tersebut, Mentan SYL juga memberikan bantuan pertanian kepada Kabupaten Maros berupa benih padi, jagung, kacang hijau, kedelai, pestisida, pupuk, alat-alat pertanian, dan dana KUR.***