PALU, Kabar Selebes – Ruang digital, seperti diketahui menjadi medium bertukarnya informasi secara cepat dan masif.
Kondisi ini dipicu oleh kemajuan teknologi yang semakin hari menunjukkan perubahan secara drastis. Setiap hari, ada saja fitur baru yang terpasang di gawai pintar kita. Smartphone versi terbaru diluncurkan di pasaran hampir saban bulan.
Amplifikasi isu dan topik pembicaraan di media sosial, selalu berganti dengan cepat. Belum selesai satu isu, peristiwa baru muncul dengan topik yang tak kalah menarik.
Dari sekian banyak isu yang beredar, radikalisme adalah satu di antaranya. Sadar atau tidak, radikalisme yang bermula dari ujaran kebencian, bisa menyasar siapa saja di ruang digital.
Berkaitan dengan itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) kembali menggelar webinar bertajuk “Tangkal Radikalisme di Media Sosial”, pada 29 Mei 2023.
Salah satu pembicara dalam webinar tersebut, Ketua Komisariat Daerah Alkhairaat Kabupaten Parigi Moutong, Adruddin Nur, S.Pd., M.Si., mengatakan radikalisme bisa mengancam persatuan dan keberagaman bangsa Indonesia.
“Topik ini harus terus didiskusikan, diamplifikasi agar menjadi isu bersama. Supaya netizen kita, terutama generasi Z, sadar bahwa radikalisme itu berbahayanya,” katanya kepada media ini, Kamis 25 Mei 2023.
Selain itu kita Adruddin, Alkhairaat sebagai lembaga dakwah dan pendidikan, menggunakan isu anti radikalisme sebagai diskursus dalam setiap pembicaraan-pembicaraan tentang mempersatukan ummat.
“Kami di Sulteng, punya penduduk yang beragam kulturnya. Apalagi kami di Parimo. Hampir semua agama ada, demikian juga suku. Keberagaman ini yang menjadi tanggung jawab kami, bersama para pemuka agama dan pemangku kepentingan lainnya, agar jangan sampai kekerabatan keragaman ini terpecah karena radikalisme,” jelasnya.
Bukan hal yang baru kata Adruddin, konten-konten di media sosial yang bernada kebencian, menyebar dan menjadi polemik. Makanya kata dia, netizen harus bijak menanggapi isu yang berkembang di media sosial.
Dalam webinar nanti, Adruddin akan membahas tentang Etika Digital.
Sementara pembicara lainnya, Dr (Cand.) E. Rizky Wulandari, S.Sos. M.I.Kom, akan membahas bagaimana netizen dengan belajar literasi digital, bisa menerapkan keamanan digital dalam aktifitasnya di dunia digital.
Mengapa literasi digital penting untuk menjaga Persatuan dan mencegah radikalisme, bagaimana memanfaatkan dunia digital secara kreatif dan positif, adalah beberapa poin yang akan ia sampaikan nanti.
Selain Adruddin dan Rizky, pembicara ketiga adalah Bang Wahib.
Founder dari @seribuharapanuntukjakarta ini, akan membahas Budaya Digital.
Bagaimana menjadi masyarakat digital yang berbudaya Indonesia, bagaimana membangun perilaku netizen yang sesuai pancasila, akan ia bahas dalam paparannya.
Acara ini akan dipandu oleh Desty Eka Putri Sari, S.Sos, bersifat gratis dan terbuka untuk umum. Calon peserta cukup meng-klik link ini: https://s.id/registrasikabparimo_2905 dan akan terhubung dengan form registrasi untuk mendapatkan token beserta link zoom yang akan menghubungkan mereka dengan ruang seminar.
Peserta yang beruntung, akan mendapatkan hadiah menarik berupa dompet digital. Semua peserta akan mendapatkan E-sertifikat. Khusus bagi mereka yang baru dalam mengikuti kegiatan seperti ini, tentu akan menjadi pengalaman berkesan bagaimana belajar, menambah pengetahuan tentang Literasi Digital. Makanya, bagi anda yang belum pernah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan Kemenkominfo, ini adalah kesempatan yang baik untuk anda.
Untuk diketahui pada 2023 ini, Kominfo memfokuskan kegiatan Literasi Digital di wilayah Sulawesi dan sekitarnya. Sejak Februari tahun ini, pihak penyelenggara sedikitnya telah melaksanakan puluhan kegiatan serupa dan memfokuskan kegiatan di beberapa kabupaten di Sulawesi Tengah. Dan kali ini, penyelenggara menyasar komunitas-komunitas di Sulteng.
Sejak 2021, Kominfo telah melaksanakan kegiatan Literasi Digital kepada 14.641.097 orang. Pada tahun 2022 juga menargetkan 5.500.000 orang. Kominfo menargetkan kegiatan ini bisa menyasar 50 juta orang penduduk Indonesia pada tahun 2024.
Karena itu, dibutuhkan penyelenggaraan Kegiatan literasi digital yang massif di seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun wawasan dan pengetahuan terkait Literasi Digital dalam bentuk Seminar dan Diskusi secara online dengan target penduduk di wilayah tersebut, khususnya di segmen Komunitas.*