PALU, Kabar Selebes – PT Citra Palu Mineral (CPM) membantu Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, menggencarkan pencegahan stunting, melalui upaya pemberian gizi kepada ibu hamil dan asupan gizi untuk bayi.
“Iya, upaya menopang langkah pemerintah dalam pencegahan dan penanganan stunting dilakukan dengan intervensi pemenuhan gizi khususnya kepada ibu hamil,” ucap Superintendent PPM-CSR PT CPM Rahyunita Handayani di Palu, Rabu.
Yayu sapaan akrab Rahyunita Handayani mengatakan bahwa pemberian gizi terhadap ibu hamil dan bayi, dilakukan oleh PT CPM bekerja sama dengan Puskesmas Kelurahan Kawatuna dan Puskesmas Kelurahan Talise.
Hal itu, kata dia, dilakukan sebagai bentuk kontribusi dan partisipasi perusahaan pemegang kontrak karya pertambangan emas tersebut, terhadap upaya Pemkot Palu dalam percepatan penurunan dan pencegahan kasus stunting.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh. Di mana tinggi badan anak dalam perkembangannya tidak sesuai dengan usianya.
Stunting atau kekerdilan, tidak hanya berdampak secara fisik dalam tumbuh kembang anak. Melainkan juga berdampak terhadap kecerdasan intelektual.
Menurut data Pemkot Palu terhimpun melalui elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPBGM), kurang lebih 1.221 balita dengan kategori stunting terus dilakukan intervensi pemenuhan gizi oleh pemerintah melalui berbagai program.
Dari 22.400 balita di Kota Palu, 1.221 di antaranya terkena tengkes atau stunting.
“Olehnya kami PT CPM membantu mengintervensi stunting melalui program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat atau program CSR untuk maayarakat di sekitar lingkar tambang CPM,” ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar tambang CPM menyentuh tujuh kelurahan, yang diimplementasikan dalam berbagai program salah satunya program pemenuhan gizi untuk pencegahan stunting.
Di samping itu, sebut dia, CPM melalui program CSR untuk memberikan dukungan melalui program pemberdayaan ekonomi dan usaha masyarakat pada sektor pertanian dan peternakan, serta industri kecil menengah.
Sebelumnya Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamadjido mengatakan untuk menurunkan prevalensi stunting atau tengkes harus dilaksanakan secara simultan dan terintegrasi dengan sejumlah program lintas OPD, serta melibatkan badan usaha milik negara dan pihak swasta, termasuk media.
Sebab, kata dia, tengkes merupakan kasus yang sangat kompleks, tidak hanya dilihat dari faktor kesehatan, melainkan sejumlah faktor yang mempengaruhi, seperti aspek ekonomi, sosial budaya, infrastruktur, pendidikan dan lingkungan.
Oleh karena itu, lanjut dia, dibutuhkan kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah daerah, instansi vertikal dan organisasi pemangku kepentingan serta masyarakat umum.(ant)