Tutup
Sulawesi Tengah

AMPG Mehule Cup I Ditutup, Golkar Morowali Hidupkan Tradisi Bungku

×

AMPG Mehule Cup I Ditutup, Golkar Morowali Hidupkan Tradisi Bungku

Sebarkan artikel ini
Ketua DPD II Partai Golkar Morowali bersama Karang Taruna Desa Sakita saat mengangkat piala juara 1 AMPG Mehule Cup I pada Sabtu (26/11/2022) malam. (Foto: Ahyar Lani/KabarSelebes.id)

MOROWALI, Kabar Selebes – Panitia Pelaksana AMPG Mehule Cup I Antar Karang Taruna Se-Kecamatan Bungku Tengah, melakukan penutupan kegiatan pada Sabtu (26/11/2022) malam.

Acara penutupan berlangsung di lokasi kegiatan di Bungku Beach, Desa Naka, Bungju Tengah, Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng). Diawali dengan Mehule (Gasing) antar 4 desa untuk menempati juara 1, 2, 3 dan 4.

Advertising

Kegiatan yang digelar selama dua pekan itu dalam rangka menyemarakan HUT Partai Golkar ke-58. Dengan tema “Membumikan Tradisi, Mempererat Silaturahmi”.

Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Ketua PD AMPG Morowali, Abdul Sidik Akrim mengatakan, bahwa dirinya mewakili seluruh panitia berharap semoga kegiataan yang diselenggarakan ini dapat bermanfaat dalam membumikan kembali tradisi atau budaya Mehule. Serta dapat mempererat silaturahmi antarmasyarakat.

“Mari kita terus berusaha bersama-sama menjaga tradisi/budaya ini agar tetap dimainkan oleh seluruh masyarakat di Morowali, khususnya bagi generasi muda,” harap Sidik.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada DPD II Partai Golkar Morowali, Bapilu Partai Golkar Morowali, serta semua pihak yang telah berkonstribusi dalam kegiatan ini.

“Maju terus Morowaliku, sejahtera bersama rakyatnya, adil dan metata pembangunannya,” ungkapnya.

Sementara, Ketua DPD II Partai Golkar Morowali, Mohammad Asri mengatakan, bahwa dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Mehule adalah satu yang masuk dalam permainan tradisional.

Dijelaskannya, permainan Mehule sudah dikenal dan dijadikan permainan sejak lama oleh masyarakat Bungku. Namun pads akhir-akhir ini permainan Mehule mulai terlupakan.

“Permainan Mehule mulai dilestarikan kembali pada tahun 2021 setelah ditetapkannya pokok pikiran kebudayaan daerah oleh Bupati Morowali,” jelas Asri.

Olehnya, ia berharap, bahwa ke depan permainan tradisional yang dipertandingkan bukan hanya Mehule. Tetapi permainan tradisional Bungku lainnya, seperti Mekote, Mebanga, dan lainnya.

“Sehingga permainan-permainan tradisisional Bungku lainnya tetap hidup di tengah peradaban Morowali saat ini,” harapnya.

Di malam penutupan itu, kegiatan yang dimulai sejak 12 November 2022 ditutup oleh Ketua Dwwan Adat Tobungku, MI Ridhwan. Ia mengungkapkan rasa bangganya atas kegiatan Mehule yang dilaksanakan.

“Ini menjadi kenangan para orang tua kita di masa lalu yang sekarang mulai dihidupkan kembali, ini juga menjadi wahana silaturahmi masyarakat dari desa-desa,” ujarnya.

Ke depan, harap dia, dapat dilakukan juga kegiatan membuat Hule atau membuat Gasing sebagai salah satu tradisi atau budaya Bungku.

Setelah acara penutupan, Sekretaris DPD II Partai Golkar Morowali, Rafiudin Tengko mengatakan, bahwa adda 3 tradisi atau budaya Bungku yang tak bisa dilepaskan, yakni Ndengu-ndengu, tari Luminda, dan permainan Mehule.

Kegiatan Mehule Cup I selama dua pekan itu dimenangkan oleh Karang Taruna dari Desa Sakita sebagai juara 1, dan Karang Taruna dari Desa Bahontobungku sebagai juata 2.

Kegiatan penutupan dihadiri oleh Ketua Bapilu Partai Golkar Morowali Umar Rasyid, Ketua Fraksi Partai Golkar Morowali Irene Ilyas, Tokoh Masyatakat Tahir Alatas, Kapolsek Bungku Tengah, Danramil Bungku Tengah, serta sekitar seratusan warga masyarakat.

“Alhamdulillaah kegiatan berlangsung selama ini tetap terjaga dalam suasana yang aman penuh kekeluargaan, kegiatan berjalan sukses,” ujar Umar Rasyid kepada KabarSelebes.id dikediamannya pada Minggu (27/11/2022) pagi. (ahl)

Laporan: Ahyar Lani

Silakan komentar Anda Disini….