POSO, Kabar Selebes – Tradisi Mosango atau menangkap ikan kembali ditampilkan di Festival Danau Poso (FDP) 2022. Trdisi Mosango ini dinilai sebagai perekat kerukunan antar warga di danau, Kecamatan Pamona Pusalemba, Kota Tentena, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, Sabtu (22/10/2022).
Menurut Ketua Adat Suku Pamona, Hajai Ancura di Poso, tradisi tersebut telah dilakukan secara turun temurun oleh generasi ke generasi saat air danau sedang surut.
“Ketika air danau surut, masyarakat akan bersama-sama turun untuk menangkap ikan,” kata Hajai di arena FDP.
Dia menjelaskan tradisi mosango bukan lagi sekedar tradisi biasa melainkan telah menjadi perekat kerukunan, kekerabatan, kekeluargaan, dan kebersamaan antar sesama.
Lebih dari itu, Mosango lahir atas kebersamaan dan rasa tenggang rasa yang ada di lingkungan masyarakat di bumi Sintuwu Maroso, Poso.
“Yang menjadi keutamaan dari mosango adalah kebersamaan sehingga seluruh orang akan mendapatkan ikan, contoh ada yang dapat banyak ikan, ada yang sedikit, tapi ada juga yang sama sekali tidak dapat, jadi mereka yang tidak dapat ikan akan dapat juga dari warga yang mendapatkan banyak ikan,” ucapnya.
Adapun pelaksanaan mosango, dilakukan pada waktu tertentu seperti bulan Februari saat air surut dengan syarat tidak boleh dilakukan secara seorang diri, melainkan secara serentak.
“Untuk orang-orang yang tidak patuh maka tidak boleh ikut dalam tradisi mosango,” ucapnya menceritakan.
Meskipun begitu, saat ini tradisi mosango atau menangkap ikan menggunakan kurungan dari bambu dalam bentuk kerucut yang diikat dengan rotan itu tidak dapat dilakukan secara periodik lagi karena beberapa faktor alam.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng, Diah Agustiningsih menyampaikan pelaksanaan mosango dalam rangkaian FDP bertujuan untuk merawat tradisi itu sendiri.
“Karena itu telah menjadi identitas dari masyarakat Pamona sehingga harus terus dilestarikan,” ucap Agustiningsih.
Adapun FDP kali ini dengan tema ‘Pesona Megah Sulawesi Tengah’, di antaranya menampilkan berbagai budaya khas Poso, kuliner khas Sulteng, lokakarya budaya, teatrikal serta kolaborasi musik dan tarian daerah.(ant)