Tutup
Sulawesi Tengah

Pelajar MTs Alkhairaat Palapi Serentak Mencopot Aplikasi Facebook, WhatsApp, Instagram dan Game Online dari Handphonenya

×

Pelajar MTs Alkhairaat Palapi Serentak Mencopot Aplikasi Facebook, WhatsApp, Instagram dan Game Online dari Handphonenya

Sebarkan artikel ini
Para siswa dengan sukarela menghapus san mencopot aplikasi yang dinilai tidak bermanfaat di HP mereka (foto :Hasan Bunyu)

TAOPA, Kabar Selebes — Ratusan pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTs) Alkhairaat Palapi, serentak menghapus berbagai aplikasi yang terdapat di telephon seluler mereka, Rabu 21 September 2022 pukul 07:20 Wita.

Aplikasi yang harus di copot dari telepon pintar pelajar itu, meliputi Facebook,  WhatsApp, Instagram, aplikasi pengedit foto dan aplikasi game online dari berbagai permainan.

Advertising

“Ini sengaja kita lakukan sebagai bentuk keseriusan kita dalam memberikan perhatian kepada siswa kami agar selalu fokus dalam belajar di sekolah,” terang Wakil Kelapa Madrasah (Wakamad) Urusan Kesiswaan Candra Setiawan, S.Pd saat ditemui awak KabarSelebes.id di di sekolah, Rabu (21/09) siang.

Sebelum para pelajar di madrasah yang terletak di Desa Palapi Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong mencopot aplikasi di handphone masing-masing, Candra terlebih dahulu memberikan pemahaman mengenai fungsi dan dampak dari sosial medial dan game online.

“Untuk para siswa, belum saatnya bergantung pada sosial media,apalagi game-game online yang lebih mudharatnya dari pada manfaatnya bagj siswa,” tegasnya Candra.

Jika mengkaji lebih dalam, sambung pria yang sedang menempuh program pasca sarjana di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) itu, game online banyak mengarah ke araha perjudian.

“Ini kan gaya baru dalam dunia perjudian yang jelas-jelas di larang oleh agama Islam apalagi para pelajar sekolah agama. Apapun alasannya, bagi santri Alkhairaat Palapi itu tidak boleh,” tambahnya.

Selain itu, lanjut pria yang juga sebagai Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Alkhairaat Taopa di Palapi,  dampak yang lebih parah adalah masalah kesehatan utama yang ditemukan oleh pelajar yang terlalu banyak bermain video game baik offline maupun online adalah kecanduan.

“Efek dari kecanduan ini dimanifestasikan melalui kurang fokus pada kegiatan belajar di sekolah terutama saat menerima pelajaran dari guru akibat lebih banyak menghabiskan waktu bermain game online,” nilai Candra.

Bahkan Candra lebih jauh menggambarkan, kecanduan bermain sosial media dan game online dikalangan pelajar beralmamater hijau tua itu, dikhawatirkan akan terkena penyakit gangguan mental.

“Bisa saja dampak yang paling utama dari kecanduaan itu meliputi stress, depresi serta gangguan kecemasan akibat dihantui kekalahan dalam bermain. Belum lagi akibatnya lainnya seperti malas bergerak. Pasalnya, hanya mata dan tangan saja yang fokus bekerja sementara tubuh lainnya tidak bergerak,” bebernya panjang lebar.

“Lebih baik murid-murid kami dikatakan gaptek (gagap tekhnologi) dari pada membiarkan mereka terjerumus pada aplikasi-aplikasi yang sama sekali tidak memberikan faedah dan manfaat bagi anak-anak kami,”tambahnya.

Sementara itu, Pembina OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah, red) MTs Alkhairaat Palapi Abdul Rasyid Dunda mengemukakan, Rabu ini (21/09)  dirinya meminta pada pelajar yang dibawah naungan lembaga pendidikan Islam terbesar di Indonesia Timur itu, untuk membawa hanphone mereka ke sekolah.

“Jadi mereka secara sadar dan tanpa paksaan menghapus dan mencopotnya sendiri aplikasi-aplikasi yang belum berguna untuk mereka saat ini,” jelasnya.

Meski awalnya kata Lelaki yang akrab di sapa—-ustadz Rasyid–, terdapat beberapa siswa siswi yang menangis saat akan membuang aplikasinya yang diminta.

“Terutama aplikasi game online pak. Karena banyak diantara merekayang telah memiliki diamond dan top up yang  nilainya fantastis untik kalangan pelajar. Tetapi setelah diberikan pemahaman, mereka dengan sukarela dan ikhlas mencopotnya,” kata Rasyid.

Disini lain, Yunus, salah satu oraag tua siswa mendukung program sekolah dalam pengawasan langsung mengenai isi handphone siswa. “Saya sangat mendukung sekali hal ini. Hal langkah yang sangat bagus. Saya yakin semua orang tua siswa pasti mendukung langkah ini demi memajukan kecerdasan anak-anak kami tanpa game online dan aplikasi lainnya,” ujarnya Yunus, sepakat.

“Kalo kita para orang tua yang menghapus game dan sosmed yang belum bermaaf bagi mereka, dorang tidak akan ba dengar pak. Nah, nanti guru yang suruh baru mereka mau menghapusnya. Terima kasih  para guru yang terus memberikan pengawasan dan pemantauan  terhadap anak-anak kami,” bangga Yunus. (hcb)

Laporan : Hasan Cl. Bunyu

Silakan komentar Anda Disini….