Dr. Partiwi yang bertugas jaga di IGD menuturkan jika pasien masuk sudah dengan kondisi yang tidak stabil lagi. Langkah berikutnya, Pratiwi memasukkan cairan seperti yang di jelaskan kepada keluarga pasien.
“Saya sampaikan bahwa pasien memerlukan perawatan intensif dan pemeriksaan lebih lanjut. Makanya saya anjurkan agar segera dirujuk,” tuturnya saat di hubungi KabarSelebes.id via aplikasi WhatsApp, Jumat (29/07) pukul empat sore.
Menjawab keluhan soal dokter, Pratiwi menjelaskan jika yang dibutuhkan pasien bukan dokter umum, melainkan dokter spesialis. “Kita disini belum ada dokter spesialis yang menangani pasien ibu Suliyah. Makanya kami rujuk ke Parigi,” alasan Pratiwi.
Mengenai soal transfortasi ambulance dari biasanya ke Parigi 450 ribu rupiah naik jadi 650rbu. Dokter yang akrab di sapa dokter Tiwi itu memiliki jawaban tersendiri.
” Masalah mobil itu saya kurang tau pak, nanti minta penjelasan ke petugas yang urus biayanya, cuma setau saya itu kan ada ambulance ApV. Tapi tidak bisa di pakai itu biasanya bayarannya untuk uang bensin 475 ribu dan dikembalikan jika sudah terklaim oleh BPJS. Karena mobil ApV tidak bisa di pakai. Makanya pakai ambulance yang satu, katanya bensinnya boros jadi harus diminta tambahan buat jaga-jaga pak,” jelasnya panjang lebar.
Keburukan pelayanan satu-satunya rumah sakit di ujung utara Kabupaten Parigi Moutong itu, mendapat perhatian serius dimata anggota DPRD Parigi Moutong, Arifin.