Tutup
Derap Nusantara

Menyelamatkan Jiwa Masyarakat Garut-Jabar dari Ancaman Banjir

×

Menyelamatkan Jiwa Masyarakat Garut-Jabar dari Ancaman Banjir

Sebarkan artikel ini
SEJUMLAH warga membersihkan lingkungan rumah di Kampung Cimacan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/7/2022). (FOTO ANTARA/Feri Purnama)

Tidak Dapat Bantuan

Keseriusan pemerintah merelokasi warga terbukti dengan telah dilakukan pendataan rumah yang berada di sempadan sungai, dan juga menyiapkan lahan untuk relokasi di tempat aman.

Advertising

Namun pemerintah juga sepertinya tidak mau kecolongan dengan adanya masyarakat yang kembali nekat menempati kembali rumah di sempadan sungai. Jika itu terjadi maka pemerintah menyiapkan sanksi yaitu tidak memberikan bantuan apabila nanti terdampak banjir lagi.

Pernyataan itu disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Garut sekaligus Sekda Pemkab Garut Nurdin Yana yang menilai cara itu agar masyarakat sadar dan bersedia untuk pindah dari lokasi rawan banjir ke tempat yang lebih aman.

Ia menjelaskan pemerintah daerah akan bersikap menghentikan penyaluran berbagai bantuan baik saat darurat bencana maupun menyiapkan rumah relokasi jika mereka tetap bertahan di sempadan sungai.

Nurdin dalam kesempatan itu menyampaikan juga bahwa daerah sempadan sungai harus ada kejelasan aturannya, untuk itu melalui peraturan bupati nanti akan ada ketetapan terkait pemanfaatan lahan di sempadan sungai.

Aturan itu menjadi dasar hukum bagi pemerintah daerah agar di kemudian hari pemerintah bisa memutuskan tidak menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak banjir di sempadan sungai.

“Kalau mereka kembali lagi ke sempadan setelah direlokasi, maka tidak akan dikasih bantuan,” kata Nurdin saat kunjungannya meninjau daerah sempadan Sungai Cimanuk di Kampung Paminggir, Kecamatan Garut Kota.

Sejumlah solusi lain untuk mengatasi banjir telah diupayakan oleh pemerintah, namun begitu faktor lingkungan seperti menjaga kelestarian alam dan kondisi hutan di hulu sungai juga harus menjadi perhatian pemerintah maupun masyarakat.

Ke depan bencana banjir tidak lagi dituduhkan karena intensitas hujan yang tinggi, karena bagaimana pun kondisi hujan di zaman dulu maupun sekarang terjadi sama seperti itu, hanya saja persoalannya daya resapan tanahnya saat ini lebih sedikit karena adanya dampak pembangunan, sehingga air lebih lama berada di permukaan.(ant)

Editor: Andi Jauhary

Silakan komentar Anda Disini….