Kosongkan Sempadan Sungai
Pada penanggulangan banjir 2016, pemerintah sudah merelokasi semua warga yang tinggal di sempadan sungai, atau daerah yang rawan diterjang banjir luapan sungai ke tempat lebih aman.
Relokasi bagi korban banjir pada waktu itu disiapkan komplek perumahan berikut disiapkan fasilias umumnya seperti jaringan listrik dan penyediaan air bersih di sejumlah titik tidak jauh dari perkotaan Garut.
Tempat tinggal yang disiapkan pemerintah dan dari berbagai bantuan instansi pemerintah, swasta, maupun personal itu kondisinya dinilai cukup layak, masyarakat korban banjir bersedia pindah dan meninggalkan rumah lamanya yang terdampak banjir.
Program relokasi yang dinilai telah berhasil itu akan dilakukan kembali oleh Pemerintah Kabupaten Garut dalam menanggulangi korban banjir yang terjadi Jumat, 15 Juli 2022, warga yang rumahnya di sempadan sungai wilayah perkotaan maupun pelosok Garut akan direlokasi.
Bupati Garut Rudy Gunawan dalam kunjungannya ke Kampung Cimacan sempat menyatakan bahwa warga di kampung tersebut sebelumnya sudah direlokasi, namun ternyata masih ada warga yang tinggal di kampung rawan banjir itu.
Atas kondisi seperti itu maka Bupati Garut memutuskan daerah Kampung Cimacan maupun kawasan lainnya yang berada di sempadan sungai harus dikosongkan karena akan diterjang lagi banjir dan membahayakan keselamatan jiwa.
Pernyataan Bupati itu sebagai kebijakan mengakhiri banjir yang tidak menerjang permukiman warga atau menimbulkan kerugian materi, karena bagaimana pun sempadan sungai memiliki potensi tinggi diterjang banjir, dan berbahaya bagi penghuninya.
“Ini harus dikosongkan, makanya dengan kejadian ini ada hikmahnya, makanya kami akan melakukan secara humanis,” kata Rudy saat meninjau daerah yang terdampak banjir di Kampung Cimacan, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Senin (18/7/2022).
Pernyataan sama juga didukung oleh Wakil Bupati Garut Helmi Budiman yang memutuskan sepanjang sempadan sungai harus dikosongkan dari pemukiman rumah warga karena berada di daerah rawan banjir.
Wabup selama tanggap darurat banjir mendatangi sejumlah daerah yang terdampak banjir dan meminta masyarakat untuk bersedia direlokasi sebagai langkah antisipasi adanya bahaya dari ancaman banjir di lingkungannya.
Ia menyebutkan wilayah perkotaan terdapat banyak sungai, seperti sungai besar yakni Sungai Cimanuk, kemudian sungai lainnya yang bermuara ke Sungai Cimanuk memiliki potensi luapan air jika intensitas hujan tinggi.
Hasil dari peninjauannya di lapangan itu sebagian warga yang tinggal di daerah rawan banjir seperti di Kecamatan Garut Kota bersedia untuk direlokasi, begitu juga warga yang terdampak banjir di wilayah selatan Kecamatan Banjarwangi juga bersedia direlokasi.
Ia dalam kunjungannya menyampaikan pemerintah daerah, dibantu pemerintah provinsi dan pusat siap mengalokasikan anggaran untuk menyiapkan atau membangun rumah relokasi bagi korban banjir di Garut.
“Alhamdulillah BNPB kemarin sudah siap mem-‘backup’ (dana) yah… untuk membangunkan rumah,” kata Helmi.