MOUTONG, Kabar Selebes – Salah seorang anggora tim ahli penyusun naskah akademik Rancangan Undang-undang (RUU) Kabupaten Moutong bernama Hendro Tri Subiyantoro, SE.,MM menampakkan wajah berseri-seri saat menginjakkan kaki di pintu gerbang perbatasan Sulteng – Gorontalo, Selasa (24/5/2022) pukul 08:25 Wita.
Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Jawa Timur itu langsung mengajak beberapa camat dan pengurus Komite Perjuangan Pembentukan Kabupaten Moutong (KP2KM).
“Walau sangat jauh tetapi perbatasan ini sangat cantik dan adem. Tempatnya teduh dan alami, meski agak panas ya,” pujinya jujur.
Ternyata lelaki kelahiran Kebumen Jawa Tengah 04 Oktober 1977 silam itu sangat menyukai letak geogafis perbatasan yang memiliki kekhasan tersendiri. “Perbatasan yang unik karena di batasi oleh sungai kecil yang jernih dan jadi kebutuhan di dua lintas batas ini,” ucapnya sambil menyaksikan beberapa anak seusia siswa Sekolah Dasar bersalto riang.
Bukan hanya itu, usai berselfi ria, tenaga ahli bidang ekonomi itu mengajak anggota tim naskah lainnya Sutriyanti, SH.,MH dan Prianter Jaya Hairi,SH.,LLM dan beberapa rombongan yang ikut serta menengok perbatasan itu, untuk berfoto ria dengan belakang pintu gerbang Provinsi Gorontalo.
“Wah, ini namanya satu kali melangkah, satu dua pulau terlampaui. Bisa injak negeri Gorontalo meski hanya hitungan menit. Pintu gerbangannya tak kalah cantik, asri juga,” akunya berbagi gembira ketika meminta pada KabarSelebes.id untuk memotretnya.
Dihadapan M. Nurfaik,. SHI, Bupati Parigi Moutong Samsurizal Tombolotutu mengemukakan bila jarak dai posis berdiri tim ahli penyusun naskah akademik bagian Perancang Undang-undang bidang ekonomi, keuangan, industri dan pembangunan itu menuju block plan perkantoran pemerintahan Kabupaten Parigi Moutong berjarak sekitar 307 kilometer.
“Bisa bapak bayangkan, betapa luar biasanya perjuangan rakyat saya di bagian utara ini jika ingin mengurus berkas,” papar Samsurizal sambil mendapat anggukan dari Nurfaik.
Rupanya Nurfaik merasakan “kesengsaraan ” warga yang mendiami dataran yang terkenal dengan sebutan pantai timur itu. “Betul pak bupati, ini sudah sangat tidak stabil lagi. Harus jadi kabupaten kalau di Pulau Jawa ini sudah jadi 4 kabupaten,” tanggap alumnus Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2011 itu.
Kedua tim Badan Legislasi (Baleg) DPR RI itu pun sepakat jika calon DOB Kabupaten Moutong masuk salah satu prioritas yang akan dimekarkan. “Ini jarus dimekarkan pak bupati, agar masyarakat disini bisa sejahtera dan tak susah-susah lagi pergi jauh-jauh mengurus dokumen,” tutur Nurfaik sambil diaminkan oleh Prianter peneliti dari Sekretariat Jenderak DPR RI.
Puas menyaksikan dari dekat keadaan perbatasan ujung utara Kab. Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah dengan ujung barat Kab. Pohuwato Provinsi Gorontalo, kesembilan tim yang berkantor di Jalan Gatot Subroto Senayan Jakarta Pusat itu bergegas menuju Pantai Moian Dusun Satu Desa Palapi Kecamatan Taopa untuk berdialog bersama masyarakat eks Kecamatan Moutong. (hcb)
Laporan : Hasan Cl Bunyu