PALU, Kabar Selebes – Sehari jelang peringatan Haul ke-54 Sayyid Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua, kendaran bermotor daerah timur Sulawesi Tengah, padat.
Pantau Kabar Selebes.id di km 8 Toboli Kec. Parigi Utara, Jumat 13 Mei 2022 pukul 16:20 Wita, nampak mulai di jejali oleh rombongan yang ingin menghadiri milad pndiri Alkhairaat tersebut.
Kepadatan itu terasa ketika masih di perempatan Toboli-Parigi, atau tepatnya di pusat dagangan makanan lalampa Toboli.
Dewi Yulianti, salah seorang penjual lalampa Toboli mengatakan, sejak usai shalat dzuhur tadi, lalu lalang kendaraan peserta haul mulai kelihatan padat. “Tadi siang pak, tak ada putus-putusnya kendaraan rombongan haul yang masuk Palu. Barusan bis rombongan haul dari Kotamobagau Sulawesi Utara lewat, di belakangnya, lebih 10 mobil kecil ba ikut,” ucapnya.
Bahkan kata isteri dari habib Abdullah bin Abu Bakar itu, warungnya pun tak henti-hentinya jadi persinggahan rombongan, terutama yang dari arah Gorontalo dan daerah lain di Manado. “Padahal dulu cuma yang dari timur Sulteng yng biasa singgah,” syukurnya.
Lain hal Daifan Kalafe, rombongan pemotor asal Kec. Kasimbar. Dirinya sengaja jam tiga sore baru berangkat dari kampung halamannya. “Saya lalu-lalu setiap haul dari sini Cuma dua jam so sampe di Palu, jam sore-sore baru berangkat. Kan kalo sore, kebun kopi sepi” ujarnya.
Nyatanya, prediksi Sekretaris Desa Donggulu itu salah tebak. “Huh nandasa (setengah mati, red), tidak bisa ba laju, full kendaraan,” keluhnya.
Menurut pengalamannya, jalur masuk pegunungan kebun kopi sejak dari Toboli Kab. Parigi Moutong hingga tembus KarumbaPp Kab. Donggala, hanya di tempuhnya selama 50 menit. “Tapi kali ini, hampir dua jam baru bisa keluar kebun kopi. Itu pun saya ba paksa menyalip dari sebelah kiri oto. Kalo tidak, bisa 3 jam baru tembus,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Bolaang Mongondow Utara (Kabag Kesra Bolmut) Syarif Monti menegaskan, dirinya bersama rombongan haul sengaja memilih agenda tiba di Palu dua hari jelang perhelatan milad tahunan setiap 12 Syawal. “Kami menjaga hal-hal seperti itu, macet di kebun kopi, kau dua hari sebelum haul. Kami sudah tiba di Palu” jelasnya.
Alasan lain kata alumni Fakultas Agama Islam Universitas Alkhairaat tahun 2002 juga menjaga kondisi tubuh rombongan setelah menempuh perjalanan sejauh 670 kilometer yang ditempuh oleh iringan mobilnya selama lebih dari 16 jam. “Bayangkan saja, sejauh itu terus di tambah kalo kena macet di kebun kopi yang tidak ada rumah atau warung. Wah, saya tidak bisa tahu lagi apa harus di lakukan,” tuturnya. (hcb)
Laporan : Hasan Cl. Bunyu