Tutup
Dunia Islam

Pemuda Alkhairaat Menuju Haul Guru Tua: Ujian Terberat Melintasi Pengunungan Kebun Kopi (4)

×

Pemuda Alkhairaat Menuju Haul Guru Tua: Ujian Terberat Melintasi Pengunungan Kebun Kopi (4)

Sebarkan artikel ini
Menikmati makan pagi di Km 8 Toboli, Parigi Utara (foto:reprotase facebook Daifan)

TOBOLI, Kabar Selebes – Cahaya pagi masih redup. Wajah pengemudi motor yang lalu lalang menuju perkampungan yang akrab disebut Kebun Kopi, belum tampak jelas.

Pasalnya almanak baru menunjukkan angka lima lewat tujuh menit. Tapi subuh itu, Selasa 10 Mei 2022 para pemuda Alkhairaat yang punya tekad kuat menghadiri haul Sayyid Idrus bin Salim (SIS) Aljufri atau Guru Tua itu bulat, jalan kaki menuju Palu.

Advertising

Rupanya, sebelum melanjutkan ke rute ekstrem ini, mereka menerima dua pemuda Alkhairat asal Kelurahan Bantaya Kec. Parigi untuk bergabung. Kedua pemuda ini, ikut melakukan long march menuju perguruan Islam Alkhairaat di pusat Palu. Sehingga ke semuanya bertambah jadi 18 orang.

Sebelum memulai jalan kaki, mereka hanya minum air mineral dan sari kurma. “Karena tidak sempat makan, karena kami tidurnya bukan di rumah warga, melainkan di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum, red) Toboli. Sehingga perjalanan kami pagi ini, tidak ada warga yang mengetahuinya,” terang  Arfandi S.Lamaki.,S.Pd.I ketua rombongan saat KabarSelebes.id memantaunya secara live streaming.

Singgah makan pagi di Km 8 Toboli, Parigi Utara (foto: Daifan)

Ironisnya, perjalanan pendakian Toboli – Tawaeli dengan  perut kosong, sangat memberatkan fisik pasukan Alkhairaat asal Kasimbar dan Parigi itu. “Kami terpaksa jalannya terpisah-pisah. Tapi kalo dirasa so jauh, kami saling baku tunggu,” ujar Rahmat, salah seorang peserta.

Akhirnya mereka pun hanya mampu berjalan selama 3 jam dan menyerah di medan berat tersebut. “Kami hanya mampu jalan sejauh 8 kilometer dari Toboli. Teman-teman so sakit perut karena lapar,” lirih Arfandi.

Merasa kasian, Arfandi meminta kepada media ini untuk menghubungi Ustadz Muh. Kasim, ketua Himpunan Pemuda Alkhairaat (HPA) Kab. Parigi Moutong yang berada di Parigi. “Tolong pak, hubungi ketua HPA Parimo, kami butuh pertolongan, kalo bisa, kami butuh makanan karena dari subuh belum makan,” pintanya.

Beruntung saja, sebelum dapat bantuan dari Parigi, Sekretaris Desa Donggulu, Daifan Kalafe,S.Pd yang kebetulan dari Palu akan menuju Toboli. “Insya Allah saya akan bawakan makanan buat mereka,” sahut Daifan dari ujung sambungan seluler.

Beberapa pengendara menyempatkan diri berfoto dengan para pemuda yang berjalan kaki dari Parigi Moutong ke Palu,(Foto: Dokumentasi Yuyun Panada)

Sambil menunggu bantuan, mujahid muda Alkhairaat itu, mengganjal perutnya mereka dengan mengkonsumsi buah pisang. “Alhamdulillah di tempat kami istirahat ini cuma ada jual buah pisang. Tidak apa yang penting bisa menutupi kelaparan kami,” ujarnya.

Sejam kemudian, mereka melanjutkan perjalanan. Sesekali beberapa pelintas jalan singgah menyodorkan sedekah ala kadarnya. “Semoga yang sedikit ini bisa digunakan untuk beli minuman segar,” kata Arfandi meniru ucapan seorang yang namanya tak bersedia di sebut.

Sambil berlalu di tanjakkan, alunan zikir dan shalawat kerap di lantungkan dari speaker bluetooth. “Ini spirit kami, berkah shalawat Nabi Muhammad SAW yang kami ikuti dari spiker bluetooth bisa mengurangi lelah kami,” tutur Faizal.

Tepat kumandang adzan dzuhur, mereka tiba di kawasan puncak pegunungan  kebun kopi Kecamatan Tanantovea, Kab. Donggala. “Kami singgah shalat dzuhur di masjid yang sebelah kiri kalo dari arah Toboli.  Cuma saya lupa namanya,” terang guru MTs Alkhairaat Donggulu itu.

Usai shalat, mantan Kepala Desa Donggulu Yusrin Yojo datang menghampiri mereka. Rupanya, Yusrin sengaja datang jauh-jauh dari Donggulu guna melihat langsung kondisi mantan warganya itu.

Makan siang berupa nasi bungkus, jagung rebus dan es buah menyertainya dari desa yang berbatasan dengan Kecamatan Siniu itu. “Silakan nak makan. Saya sengaja bawakan buat kamu orang semua,” ajaknya.

Ke delapan belas pemuda yang punya target ketika tiba di Palu langsung berziarah ke makam Guru Tua itu, menikmatinya dengan lahap.

Usai menghabisi sumbangan Yusrin, mereka pun meneruskan perjalanan.  Hanya saja, langkah mereka sudah laju. Hal itu di karena jalan penurunan.

Sambil berita ini release, mereka sudah melewati perkampungan Wentira. “Insya Allah kami akan istirahat magrib dsn makan malam di Karumba. Abis isya kaki akan jalan sampai jam sepuluh malam,” jelas Fandi, panggilan akrabnya.

Menutup live streamingnya dengan media ini, Fandi mengemukakan, dimana saja perkampungan yang mereka tiba di jam sepuluh malam, mereka akan istirahat total. “Insya Allah seperti biasa besok hari Rabu tanggal 11 Mei 2022 abis subuh kami lanjut menuju Alkhairaat pusat Palu. Target kami, jam sepuluh tepat sudah tiba di.lokasi haul Guru Tua,” ucapnya.

Terlebihnlagi tutupnya, saat ini dari posisi mereka sekarang sampai di Alkhairaat, tersisa 36 kilometer. Bersambung… (hcb)

Laporan : Hasan Cl. Bunyu

Silakan komentar Anda Disini….