MOUTONG, Kabar Selebes – Jamaah Masjid Jami Alhuda Desa Aedan Raya Kec. Moutong, Selasa 03 Mei 2022 pukul 19:50 Wita dibuat heboh. Pasalnya, salah seorang jamaah bernama Hasan Collong, sambil menunggu adzan isya dengan membaca Alqur’an.
Tiba-tiba lelaki asal Pulau Bunyu Kalimantan Utara itu, merasa janggal dengan bacaannya, karena saat ia membaca surah Al-hadid ayat 29 tiba-tiba saat pindah ke lembar selanjutnya, malah pindah ke surah Ar-rahman ayat 5.
Lantas ia memperhatikan halaman Alqur’an bersampul biru tersebut. Ternyata, halamannya malah menurun, dari halaman 423 ke halaman 425.
“Saya baca surah Al-hadid, pas di lembaran sebelah kok langsung ada ayat fabiayyi aalai rabbikumaa tukazziban. Lho itu kan surah Arrahman. Terus saya cek lagi dalam surah-surah yang berdekatan dengan surah Al-hadid. Ternyata banyak yang ta sambung ke surah lain,” ujarnya panjang lebar.
Merasa ada keanehan, suami dari Nining R. Wakiden itu, memanggil Acin Shaleh, imam masjid jami tersebut. Pak imam Acin (demikian ia di panggil, red) pun memperhatikan secara seksama. “Iya benar, ini surah dan ayat-ayat lompat-lompat,” kata Acin.

Tak sampai di situ saja, lelaki yang pernah jadi Penjabat Kepala Desa Aedan Raya itu, memeriksa dengan teliti. Ternyata benar, surah yang sama, Al-hadid ayat 29 malah turun dua surah. Tepatnya, ke surah Al-jumuah ayat ke 19.
Spontan, beberapa jamaah hanya sedang mengaji pun, ikut nimbrung. “Wah, segera dilaporkan ini. Dan jangan di gunakan lagi Alqur’an ini,” pinta Suhartomo, warga Gio Timur yang singgah menunaikan shalat magrib.
Adanya Alqur’an salah cetak ini mendapat tanggapan serius dari Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab. Parigi Moutong, KH. Humaidy Hamid, MSi.
Kepada KabarSelebes.id yang menghubunginya via aplikasi WhatsApp, Rabu 04 Mei 2022 pukul 01:19 dini hari menjelaskan, Proses pencetakan Alqur’an tersebut, pertama percetakan harus mengajukan permohonan ke kementerian melalui Badan Pentashih Alqur’an, rekomendasi keluar. Kedua, proses penelitian naskah, baik teks maupun khat (khat Ustmani atau lainnya) melalui Pentashih Alqur’an.
“Ketiga contoh cetakan harus diperiksa lagi oleh Pentashih. Sekalian dengan permohonan jumlah exlamper yang akan di cetak,” terang alumni Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an (PTIQ) Jakarta itu.
Seterusnya, lanjut Pimpinan Pondok Tahfidz Khodimul Qur’an Desa Gio Kec. Moutong ini, setelah semua tidak ada masalah, baru boleh dicetak.
“Sehingga tidak mungkin ada kekeliruan. Kalau ada yang salah cetak, maka dipastikan tidak melalui proses di atas,” lanjutnya tegas.
“Kalau saya ditanya begini, jawaban saya simple saja. Kembalikan ke percetakan atau segera laporkan ke kementerian agama perihal ini,” dalam chatnya lagi.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Parigi Moutong Drs. H. Muslimin, MSi melalui Kepala Seksi Haji dan Umroh Drs H. Sudirman Tjora, MM mengharapkan Alqur’an tersebut segera di antar ke Biro Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah.
“Tolong segera antar ke kanwil provinsi untuk segera ditelusuri, apakah ada kelompok-kelompok tertentu yang sengaja menyebar alqur’an itu. Secepatnya ya,” imbaunya saat di konfirmasi oleh media ini, Rabu (04/05/2022) pukul delapan lagi.
Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kab. Parigi Moutong itu meminta, agar sebelum di antar, di telusuri tempat membeli kita suci umat Islam ini.
“Sebelum ke sana (ke kanwil) tolong cek dulu, dari mana Alqur’an itu dibeli. Supaya ketika di Bimas nanti ditanya dimana belinya, so ada jawaban,” pinta penuh harap.
Hanya saja, ketika media ini menanyakan kembali hal dimaksud pada pengurus takmir Masjid Jami Alhuda, diperoleh jawaban jika Alqur’an itu dibeli sekitar tahun 2018.
“Almarhum pak imam yang beli. Tidak di tau di beli dimana. Cuma almarhum pernah bilang, belinya di Palu. Ada dua dibeli. Cuma satunya lagi tidak di tahu lagi keberadaannya,” ucap Acin Shaleh. (hcb)