Tutup
Sulawesi Tengah

Rembuk Stunting Tingkat Morowali 2022, Bupati: Sasaran Intervensi Sensitif untuk Semua Masyarakat 

×

Rembuk Stunting Tingkat Morowali 2022, Bupati: Sasaran Intervensi Sensitif untuk Semua Masyarakat 

Sebarkan artikel ini
Rembuk Stunting dalam rangka mendukung upaya percepatan pencegahan dan penanggulangan stunting di Kabupaten Morowali. (Foto: Kominfo Morowali)

MOROWALI, Kabar Selebes – Bupati Morowali, Taslim, resmi membuka acara Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Morowali tahun 2022 di Ruang Pola Kantor Bupati, Selasa (22/03/2022). 

Kegiatan tersebut dalam rangka mendukung upaya percepatan pencegahan dan penanggulangan stunting di Kabupaten Morowali. Rembuk Stunting merupakan langkah penting untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting. Dilakukan secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat. 

Advertising

Acara dihadiri Ketua TP PK Morowali, para kepala OPD, unsur Forkopimda, camat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan para kepala desa, serta tamu undangan. Turut hadir diantaranya perwakilan Kepala Bappeda Sulawesi Tengah, Kepala Dinas Kesehatani Sulawesi Tengah, dan Ketua PERSAGI Sulawesi Tengah. 

Untuk diketahui, prevalensi stunting di  Morowali sejak tahun 2018 hingga 2021 mengalami penurunan yang signifikan.  Sebaran stunting per Agustus 2020 berhasil ditekan pada angka 7,80 persen, yang sebelumnya mencapai hingga 30,40 persen..Sedangkan per Agustus 2021 turun menjadi 5,20 persen. 

Berdasarkan hasil analisis situasi dan rekomendasi, adapun jumlah desa lokus stunting di Morowali pada tahun 2022 ditetapkan sebanyak 44 desa, dan tahun 2023 ditetapkan sejumlah 57 desa lokus yang tersebar di 9 kecamatan se-Kabupaten Morowali. 

Taslim menyampaikan, pencegahan stunting sangat penting dilakukan melalui dua intervensi, yakni intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), dan berkontribusi pada 30% penurunan stunting. 

Olehnya, upaya penurunan dan pencegahan stunting akan efektif, jika intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif dilakukan secara konvergensi, bersama-sama dan terintegrasi semua unsur, baik dari pemerintah, swasta dan masyarakat. 

“Konvergensi penyempurnaan layanan membutuhkan proses perencanaan penganggaran, pemantapan program/kegiatan lintas sektor untuk meningkatkan ketersediaan layanan intervensi gizi spesifik kepada keluarga, dan sasaran intervensi sensitif untuk semua masyarakat, terutama masyarakat miskin,” ungkapnya. 

Semua pihak perlu bekerjasama dalam mendukung terwujudnya masyarakat dengan konsumsi gizi seimbang, percepatan perbaikan gizi, pemenuhan sanitasi dasar dengan menyusun rencana kegiatan penganggaran. 

“Sesuai lokus yang kita sepakati bersama, dan akan diperluas secara bertahap dengan upaya yang maksimal. Kita mendapatkan hasil yang baik dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, produktif dan berdaya saing, khususnya bagi masyarakat Kabupaten Morowali,” jelas Taslim. 

Kegiatan dilanjutkan dengan pembacaaan dan penandatanganan Berita Acara hasil kesepakatan rembuk stunting Kabupaten Morowali tahun 2022. Serta penandatanganan komitmen bersama rembuk stunting Kabupaten Morowali oleh Bupati. 

Hasil kesepakatan rembuk stunting yang telah disepakati bersama, dilaksanakan pada tahun berjalan dan dimuat dalam RKPD atau APBDes tahun berikutnya. (kominfo/ahl) 

Laporan: Ahyar Lani 

Silakan komentar Anda Disini….