PALU, Kabar Selebes – Bercocok tanam di pekarangan rumah atau lahan kosong menjadi tren di masyarakat selama pandemi covid-19.
Ada yang sekedar menyalurkan hobi untuk mengelokesi tanaman hias, ada pula yang serius bercocok tanam untuk menambah pengahasilan.
Kegiatan bercocok tanam ini juga dilakukan oleh Kartini Naingolan, Stenly dan Sarifah Latowa. Mereka adalah jurnalis di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Menurut Tini, sapaan akrab Kartini Naingolan, mengisi waktu dengan bercocok tanam di masa pandemi membuatnya lebih nyaman karena menyatu dengan alam.
“Selama pemberlakuan PPKM level IV pada Agustus 2021, saya bersama teman-teman memanfaatkan lahan tidur milik saya yang sudah lama tidak diolah,” katanya.
Menurutnya, mengisi waktu selama PPKM dengan berkebun lebih produktif ketimbang berdiam diri di rumah.
“Kami juga tetap bisa menjalani profesi kami walau hanya Work From Home, sembari berkebun agar imun kami tetal terjaga. Paling tidak kami bisa berolah raga mengolah lahan kosong menjadi lahan produktif,” ujar Sekretaris AJI Palu itu.
Tini dan rekan-rekannya itu mengolah lahan kosong miliknya seluas 800 merer persegi dengan menanam cabai merah. Pupuk yang mereka gunakan juga organik.
Selain itu, Tini juga menanam sayur sayuran seperti bayam dan sawi dan beberapa jenis sayur lainnya untuk kebutuhan sehari hari di rumahnya.
Kegiatan becocok panen tersebut membuahkan hasil yang memuaskan. Sekali panen mencapai 64 kilogram.
Saat panen harga cabai merah masih dikisaran harga Rp.35.000 hingga Rp.40.000 per kilogram.
Tentu saja hasil dari panen tersebut sangat membantu menambah penghasilan di tengah terpuruknya ekonomi masyarakat selama masa pandemi. (nur)
Laporan : Nurlela