PALU, Kabar Selebes – Sudah dua tahun lebih pandemi Covid -19 telah menghantui masyarakat Indonesia. Pandemi membuat banyak hal telah berubah demikian dengan warga Kota Palu Sulawesi Tengah. Bahkan pandemi pun membuat segala sektor berubah khususnya dari sektor ekonomi.
Mengantisipasi lesunya perekonomian akibat pandemic, berbagai upaya telah dilakukan oleh masyarakat. Zahira misalnya, sejak pandemi ia menyiasati perokonomian keluarganya dengan memulai budidaya tanaman anggur. Rupanya selain hobinya yang bertani, budidaya tanaman anggur juga sangat membantu perekonomiannya di tengah pandemi.
Bangkit setelah bencana gempa bumi dan likuifaksi pada 28 september 2018 silam, ia kembali menata kehidupan setelah mengalami kerugian akibat kehilangan harta benda. Namun di awal tahun 2020 ia kembali diuji dengan pendemi Covid-19 yang membuat perekonomiannya semakin sulit.
Dengan memanfaatkan lahan kosong yang dimilikinya, Ia dan beberapa masyarakat di Keluruhan Duyu berinisiatif menyulap lahan tersebut menjadi kebun anggur. Lahan kosong yang ada disamping rumahnya kini dipenuhi dengan pohon anggur hasil budidaya para Petani Duyu Bangkit, sebutan untuk kelompok tani yang membudidayakan anggur di kelurahan itu.
Lahan seluas 30X24 meter itu ditanami sebanyak 110 pohon anggur dengan 9 macam jenis anggur. Saat ini terlihat anggur anggur itu sudah berbuah dan siap untuk panen.
“Kalau untuk anggur sendiri itu bisa 3 kali panen dalam setahun,” kata Zahira pemilik lahan kebun anggur saat ditemui beberapa waktu lalu di Palu.
Tahun ini adalah tahun kedua sejak ia dan kelompok tani Duyu Bangkit memulai budidaya tanaman anggur. Pada penen perdana, buah anggur yang dipetik dari lahan tersebut hanya dibagikan kepada warga sekitar saja, karena hasil yang didapatnya hanya sekitar 25kg. Namun pada panen kedua saat ini, dirinya dan kelompok tani duyu bangkit berencana menjual bahkan membuka agrowisata untuk masyarakat yang ingin memetik dan membeli secara langsung di kebun karena pohon anggur yang ditanamnya memiliki buah yang lebat.
“Penen pertama memang sedikit karna kita belum tau teknik perawatannya, nah kesini kesini kita banyak belajar. Akhirnya kita tau kalau harus dipakekan atap UV. Nah setelah pake itu baru buahnya banyak seperti saat ini,” kata Zahira.
Budidaya berbagai macam jenis anggur yang menjadi trend masyarakat di palu saat ini bukan hanya sekedar hobi yang mengasikkan. Melainkan juga bernilai ekonomis tinggi, bahkan menjadi salah satu jenis buah dengan harga yang cukup tinggi di pasaran. Untuk satu kilogram anggur saja bisa dipatok dengan harga Rp65.000 hingga Rp100.000 per kilogramnya tergantung jenis anggur tersebut. Buah ini pun menjadi faforit masyarakat. Hal ini diakui oleh ketua kelompok Tani Duyu Bangkit, Said.
“Anggur yang ditanam itu bervariasi mulai dari anggur lokal hingga anggur impor,” kata Said.
Namun ia mengaku dalam menanam anggur seringkali terkendala dengan cuaca. Apalagi cuaca kota palu yang kadang tidak menentu. Untuk itu ia perlu menyiasati dengan teknik teknik tertentu.
Menanam anggur tidaklah begitu sulit. Tips membudidayakan tanaman anggur ala Said adalah yang pertama telaten dan rajin merawat, terutama saat ada serangga hama. Dalam pemilihan bibit harus memilih binit yang terbaik agar pohon anggur berbuah lebat. Jika hal itu dilakukan maka pohon anggur bisa berbuah 3 kali dalam setahun dengan lebat.
Nah tak ada salahnya jika kalian mencoba membudidayakan tanaman anggur di pekarangan rumah kalian. (iz)
Laporan : Indrawati Zainuddin