Tutup
Sulawesi Tengah

Nelayan di Palu Bangkit Dari Bencana Lewat Rehabilitasi Terumbu Karang

×

Nelayan di Palu Bangkit Dari Bencana Lewat Rehabilitasi Terumbu Karang

Sebarkan artikel ini
Nelayan saat melakukan transplantasi terumbu karang di pesisir teluk Palu, Kelurahan Mamboro, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (25/09/2021). (Foto: Adi Pranata/KabarSelebes.id).

PALU, Kabar Selebes – Kelompok nelayan di Kelurahan Mamboro melakukan penanaman kembali terumbu karang di kawasan pesisir teluk Palu yang rusak parah sebab tsunami 28 September 2018. Sejak tiga tahun yang lalu, upaya pelestarian maupun rehabilitasi itu dilakukan dengan menaman lebih dari 11.000 bibit karang dengan harapan tumbuh subur dan memulihkan mata pencarian para nelayan.

Kelurahan Mamboro salah satu wilayah di Palu yang rusak parah diterjang tsunami. Tidak hanya menyapu bersih rumah warga, terumbu karang yang jadi habitat bagi spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya juga luluh lantak dihantam dahsyatnya ombak.

Advertising

Warga yang tinggal di sekitaran pantai merasakan dampak yang sangat signifikan. Sejumlah nelayan mengaku sudah tiga tahun tangkapan ikan tak lagi ramai seperti saat sebelum terjadi bencana.

“Ikan di sini (Laut) sekarang susah, karena terumbu karang tidak ada. Kalau dulu banyak, memang tempatnya ini, tapi sekarang sama sekali tidak ada,” ujar Bobi Lasani, Inisiator rehabilitasi terumbu karang di Kelurahan Mamboro, Sabtu (25/09/2021).

Sejak beberapa hari yang lalu, Bobi dibantu 7 nelayan lainnya telah menurunkan sebanyak 550 media transplantasi terumbu karang. Dari bibir pantai menuju 150 meter ke dasar laut, media tanam terumbu itu diletakan selanjutnya ditandai dengan sebuah pelampung. “Kalau dengan sekarang berarti sudah ada sebanyak 2.500 bibit,” kata Bobi. Tiap media ditanami lima bibit terumbu karang jenis jahe.

Penanaman terumbu karang itu dibantu oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang bekerja sama dengan pihak Universitas Tadulako (Untad). BNPB, menurut Bobi, membantu menyediakan dan mengajari cara membuat media tanam transplantasi terumbu karang. Sementara itu, edukasi soal perawatan diberikan oleh mahasiswa di Universitas Tadulako.

“Alhamdulillah, pokoknya BNPB dan Untad sangat banyak membantu kami,” ujarnya.

Penanaman terumbu karang sejatinya sudah kesekian kalinya dilakukan. Mulai dari modal dana swadaya masyarakat, hingga dibantu LSM dan pemerintah. Bobi bilang, hingga saat ini total ada lebih dari 11.ooo bibit terumbu yang sudah ditanam di sekitar pesisir laut kelurahan Mamboro.

Pertumbuhannya pun, kata Bobi, terbilang sangat bagus. Terumbu karang yang ditanam tiga tahun, menurut dia, kini ukuranya sudah mencapai 35 CM. “Perkembangannya saat ini sangat bagus, yang sudah tiga tahun lalu ukurannya sudah sampai sejengkal,” kata Bobi.

Berkat usahanya ini, Bobi Lasani belum lama ini juga menerima penghargaan dari BNPB. Ia mengaku sangat bangga sebab satu-satunya wakil dari Indonesia timur yang mendapat penghargaan.

Lebih daripada itu, upaya menjaga ekosistem di laut ini tulus dilakukannya agar nelayan bisa bangkit pasca tiga tahun bencana dengan kembali mudah menangkap ikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Mungkin saya tidak merasakan lagi, tapi anak-anak saya, cucu, saudara saya akan menikmati di kemudian hari, ” ujar Bobi. (ap)

Laporan: Adi Pranata

Silakan komentar Anda Disini….