PALU, Kabar Selebes – Kasus positif covid-19 di Sulawesi Tengah masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Data satgas Covid-19 menunjukkan, jumlah orang terpapar per tanggal 30 Juni 2021 sebanyak 68 orang dengan kasus kumulatif positip Covid-19 sebanyak 13.645.
Padahal, pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah bersama pemerintahan di bawahnya baik di Kota Palu maupun di kabupaten lainnya sudah bahu-membahu menggelar kampanye vaksinasi. Bahkan, juga ikut melibatkan aparat kepolisian dan TNI.
Di Kota Palu misalnya, untuk memancing minat warga ikut vaksinasi, digelar Festival Vaksin yang digelar di halaman kantor Walikota Palu, Jumat (18/6/2021). Festival ini merupakan kerjasama Pemerintah Kota Palu dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palu.
Namun hingga kini, minat warga untuk vaksin belum juga tinggi.
Menurut dr. Benny Sitio dari Bid Dokkes Polda Sulteng, rendahnya minat warga untuk ikut vaksinasi disebabkan maraknya berita hoax perihal vaksin itu.
“Banyak berita hoax yang menyebut vaksin ini bisa menyebabkan kematian bahkan juga disebut meski sudah vaksin toh tetap kena covid. Itu tidak benar, karena hingga kini tidak ada orang meninggal setelah divaksin. Dan memang setelah divaksin memang orang masih bisa terpapar tapi resikonya menjadi sangat kurang,” kata Benny kamis (24/6/2021) di lokasi vaksinasi PT. Citra Palu Minerals (CPM).
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, menyebut masih ada masyarakat setempat yang menolak untuk di vaksin Covid-19.
“Contohnya sebagian masyarakat Lansia yang menolak di vaksin Covid-19, karena melihat informasi di televisi dan media sosial,” ujar Kepala Dinkes Parigi Moutong, Ellen Ludya Nelwan, Jum’at (11/6/2021).
Dia mengaku pihaknya telah menargetkan vaksinasi bagi seluruh masyarakat di Parigi Moutong, dapat terselesaikan pada bulan Juni ini.
Hanya saja, pihaknya masih terkendala dengan adanya sebagian masyarakat yang menolak menjalani vaksinasi.
Namun, Dinkes Parigi Moutong, tetap gencar melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjalani vaksinasi Covid-19.
Pemerintah kota Palu menargetkan sebanyak 6.368 lansia akan ikut vaksinasi guna menekan penyebaran virus korona.
Wakil walikota Palu, dr Reny A Lamadjido mengatakan, selain lansia sasaran vaksinasi lainnya adalah pelaku usaha dan juga pendamping lansia.
“Itu nanti tanggal 18,19,20, tapi nanti kalau membludak kita akan tambah lagi harinya,” kata Reny, Selasa (08/06/2021).
Untuk itu menurutnya, saat ini pihak pemerintah kota telah menghimpun jumlah vaksin tambahan yang akan dibutuhkan.
Masalah lainnya bukan hanya kurangnya minat warga untuk divaksin. Masalah kurangnya tenaga vaksinator juga menjadi kendala kurang masifnya vaksinasi di tengah masyarakat.
Polres Palu bahkan membangun gerai vaksin di seluruh polsek. Sayanynga, sebanyak 6 gerai vaksinasi yang dimotori oleh Polres Palu ini kekurangan vaksinator. Dalam satu gerai setidaknya membutuhkan 8 vaksinator, namun pihak polres sendiri mengaku kekurangan tenaga vaksinator karena saat ini ada beberapa gerai yang tidak memiliki tenaga vaksinator.
“Peminatnya begitu banyak jadi banyak gerai yang belum terisi vaksinator seperti gerai yang ada di Palu Selatan dan Palu Utara karena itu tadi, jadi kami sudah menyiapkan tenda menyiapkan kursi dan lain-lain namun yang bisa menyuntikkan adalah orang orang yang betul betul profesinya,” kata Wakapolres Palu Kompol Margianta Jumat (4/6/2021).
Hal itu juga dialami oleh tenaga pendidik di Sulawesi Tengah. Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tengah mengaku capaian vaksinasi tenaga pendidik atau guru di wilayah ini untuk tahap satu dan dua dianggap masih kurang.
“Data yang diberikan kepada kami dari dinas kesehatan bahwa capaian vaksin yang dilaksanakan pada tahap satu dan dua masih kurang sekali,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah, Irwan Lahace Rabu (16/6/2021).
Menurut Lahace, salah satu daerah yang sangat rendah vaksinasi terhadap guru dan tenaga pendidik adalah Kabupaten Parigi Moutong.
“Khususnya di Parigi Moutong sangat kurang, itu baru tujuh atau delapan orang tenaga pendidik yang sudah divaksin. Hal ini disebabkan karena ketersediaan vaksin yang juga terbatas,” tandasnya.
Jika kendala-kendala diatas tidak juga bisa diatasi, maka akankah kita optimistis angka penyebaran covid-19 bisa menurun?(*)
Laporan : Abdee Mari