EPISODE Ramadhan dalam dua tahun belakangan ini telah menggoreskan sebuah cetak biru sebagai Ramadhan perjuangan. Tahun lalu hari hari ramadhan kita, sungguh berat, terisolasi dari masjid tarawih di rumah, sebuah kondisi menyesakkan dada dan meneteskan air mata.
Tahun ini ramadhan kita sedikit bernafas tapi beban umat makin berat berjuang melawan ganasnya covid – 19 yang tak bisa diprediksi kapan wabah ini berakhir. Selain itu kita juga menyiapkan diri berkutat melawan hawa nafsu, menahan amarah dan mengelolah sabar. Ini semua dilakukan untuk menjadi hamba-hamba terbaik di hadapan Allah subhanahu wa Ta’ala. perjuangan untuk meraih ketakwaan tertinggi di hadapan Rabb Yang Mulia.
Kita mampu bertahan dalam situasi yang tragis ini karena ernergi spiritual Ramadhan . Orang yang berpuasa mampu mengeluarkan kekuatan yang luar biasa. Inilah fakta sejarah yang tak bisa dipungkiri dan telah mereka ukir dengan gemilang sebagai pelajaran bagi kta semua saat ini.
Pada tahun kedua hijriyah terjadi perang Badar al Kubro. Kaum muslim memenangkannya melawan kebatilan dan kemusyrikan. Pada 21 Ramadhan tahun kedelapan hijriyah, kota suci Makkah ditaklukan. Peristiwa Fathul Makkah menjadi tanda bahwa Islam mulai tersebar ke seluruh jazirah Arab.
Negeri ini juga diproklamirkan saat saat rakyat Indonesia sedang menjalani ibadah puasa.
Ramadhan ialah perjuangan. Perjuangan mengendalikan hawa nafsu. Tidak sekadar menahan diri dari lapar dan haus, akan tetapi mencegah diri dari dosa. Ramadhan itu perjuangan. Berjuang membersihkan diri dari segala dosa. Hijrah dari kemaksiatan menuju ketakwaan. Yaitu, ketaatan total pada Allah Subahanhu wa Ta’ala.
Patut disyukuri, respon terhadap vandemic corona dengan semangat membaca Al-Quran begitu kuat. Boleh jadi ini karena kita banyak mengurung diri di rumah sehingga membaca dan tadarus Quran menjadi momentnya. Ini kebiasaan baik yang perlu dilakoni sehari hari. Ramadhan menggalakkan kita untuk tadarus Al-Quran dengan membaca Al-Quran,.
Ramadhan di masa Vandemic corona juga memperlihatkan kecenderungan kuat semangat membantu dan mencintai saudara seiman. Terlihat ada bersolidaritas dan peduli terhadap saudara kita yang menderita hidupnya yaitu orang-orang fakir dan miskin melalui perintah berinfak. Dan memng puasa mengajarkan kepada kita untuk menumbuhkan dan mempertajam kepekaan sosial, yaitu berbagi rasa dan berempati dengan derita orang lain.
Inilah fungsi profetik agama, yakni praktik keberagamaan seseorang pada akhirnya memberikan arah serta motivasi untuk meningkatkan pengabdian sosial, mengangkat harkat hidup masyarakat. Berbeda dengan fungsi agama komersial yang acapkali bersekutu dengan kepentingan politik atau yang biasa disebut agama komersial.
Demikianlah kita mengisi hari-hari Ramadhan dengan istiqamah melakukan berbagai ibadah dan amal shalih serta memperbanyak shalat shalat sunnah .Indikator kesuksesan Ramadhan kita akan terlihat pada kuantitas dan kualitas ibadah kita pada hari-hari setelah Ramadhan sebelas bulan ke depan ini. Ramadhan membekas pada diri kita dengan ditandai semakin baik perilaku, ibadah dan amal shalih kita berarti kita telah sukses di bulan Ramadhan yaitu menjadi orang yang bertakwa. Semoga ibadah dan amal shalih kita di bulan Ramadhan diterima oleh Allah Swt. Dan semoga kita termasuk kita termasuk orang-orang yang sukses dalam Ramadhan dengan meraih berbagai keutamaan Ramadhan dan mendapat gelar taqwa
Semoga ibadah kita di bulan Ramadhan senantiasa terjaga. Menjadikan diri kita hamba bertakwa nan istiqomah. Berpegang teguh pada Islam hingga akhir hayat. Sampai Allah memanggil kita pulang dengan gelar muttaqin. . Wallahul Mustaan. (H. Darlis Muhammad)