POSO, Kabar Selebes – Operasi pengejaran dan penuntasan kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora oleh Satuan Tugas (Satgas) Tinombala sampai akhir Desember ini belum berhasil menangkap ke 11 DPO tersebut akibat beberapa kendala.
Demikian diungkapkan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tengah (Sulteng), Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Abdul Rakhman Baso dalam konfrensi persnya yang dilaksanakan di pos Kotis Satgas III Tindak Operasi Tinombala di Desa Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Senin (28/12/2020).
“Iya, memang operasi ini terhambat dengan kelompok DPO yang lebih menguasai medan dan masih ada masyarakat yang seidiologi atau sepemahaman dengan kelompok itu, yang masih selalu bekerja sama. Sarana dan prasarana Satgas yang perlu ditambah dan ditingkatkan,” terangnya.
Ia menyebutkan, saat ini kelompok MIT pimpinan Ali Kalora masih memiliki sejumlah senjata api.
Berdasarkan informasi yang diperolehnya dari tim Satgas Tinombala, kelompok MIT masih memiliki beberapa senjata api serta sejumlah bom molotov.
“Ada senjata laras panjang dan laras pendek serta mereka masih menyimpan bom,” bebernya.
Ia mengatakan, saat ini kelompok MIT pimpinan Ali Kalora yang berjumlah 11 orang menurut hasil intelijen, kekuatan mereka ditopang dengan satu pucuk senjata laras panjang dan dua pucuk laras pendek serta bom molotov.
Selain itu, operasi tersebut, kata dia, menurut rencana akan tuntas pada 31 Desember 2020. Namun sampai saat ini 11 DPO tersebut belum juga tertangkap, karena beberapa kendala tersebut.
Hanya saja, Satgas Tinombala optimis dalam waktu dekat kelompok MIT akan segera tertangkap untuk menyelesaikan operasi ini.
Ia juga meminta kepada masyarakat agar dapat bekerjasama dengan Satgas Tinombala yang saat ini, masih melaksanakan tugas pengamanan di Kabupaten Poso, agar dapat memberikan informasi terkait keberadaan kelompok tersebut.
“Ada sebanyak 700 personel TNI-Polri yang dilibatkan dalam memburu 11 DPO kelompok MIT Poso. Salah satu upaya yang terus kami lakukan yaitu, pengejaran kelompok MIT pimpinan Ali Kalora, ini titik berat perhatian saya. Sehingga membuat saya harus berkantor di Takorondo ini sejak sebulan terakhir,” terangnya. (rdn/rlm/fma)
Laporan : Ryan Darmawan