Tutup
Regional

Pebisnis Tanaman Hias Kota Palu Bertahan di Tengah Pandemi

×

Pebisnis Tanaman Hias Kota Palu Bertahan di Tengah Pandemi

Sebarkan artikel ini
Warga melihat tanaman hias yang dijual sekitar jalan Jabal Nur, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Foto: Adi Pranata/KabarSelebes.Id)

PALU, Kabar Selebes – Banyak warga mengalami kesulitan ekonomi di masa pandemi. Salah satunya Jey (60), Warga kota Palu, Sulawesi Tengah yang menjadikan tanaman hias sebagai sebagai sumber penghasilannya di tengah Pandemi Covid-19. 

Kepada KabarSelebes.ID ibu dari 4 orang anak ini bercerita sempat vakum untuk berjualan sebab musibah gempa pada 28 September 2018. Jey yang juga mantan pegawai negeri sipil ini mengaku sebab gempa usaha yang telah dilakoninya sejak tahun 2008 itu hampir 1 tahun lebih terhenti.

Advertising

“Dulu pertama jualan di Taman gor, terus pindah ke Tanjung Api, kemudian gempa habis semua. Rak-rak semua habis dicuri orang,” ujarnya kepada KabarSelebes.ID, Rabu (2/12/2020)

Memasuki bulan Maret 2020 dia bersama suaminya mulai lagi menjual tanaman hias. Pada tanah dengan luas sekira 4×3 meter milik pemerintah di Taman Hutan Kota Palu sekitar jalan Jabal Nur Kota Palu, ia mulai menyediakan berbagai jenis tanaman hias mulai dari, Aglonema, Kaktus, Anggrek dan tanaman lainnya.

Harga tanaman yang dijualnya bervariasi mulai dari 10 ribu hingga yang paling mahal sampai 500 ribu harganya.

Meski awal Maret 2020 pandemi corona mulai merebak di Indonesia, Jey bilang justru pembeli makin banyak untuk mencari berbagai jenis tanaman hias. “Waktu itu kota Palu baru lockdown. Ya tapi disaat itulah yang banyak penjual,” kata dia.

Nyatanya anjuran untuk tetap di rumah ketika itu membuat masyarakat lebih kreatif untuk pempercantik rumah dengan berburu beragai jenis tanaman hias. Berbagai jenis tanaman baik lokal dan tanaman dari luar daerah seperti Lampung, Kalimantan dan Jawa yang dia dijual banyak dicari oleh para pembeli.

Meskipun ramai pembeli bukan berarti usahanya berjalan lancar. Aturan pemerintah kepada masyarakat yang ketat untuk  berpergian ke luar daerah menyebabkan tanaman yang dibeli dari luar daerah lambat datang.

Menurut dia lambatnya waktu pengiriman berpotensi menyebabkan tanaman menjadi rusak. Jika dulu tanaman dari luar daerah dikirim pagi sudah tiba pada sore, memasuki bulan Mei tanaman harus ditunggu berminggu-minggu lamanya. “Kalau sekarang 5 hari, 6 hari satu minggu,” katanya.

Jey (60) salah satu pebisnis tanaman hias yang membuka lapak di Taman Hutan Kota, Jalan Jabal Nur Kota Palu. (Foto: Adi Pranata/Kabarselebes.ID)

Memang tidaklah mudah berbudi daya tanaman hias. Butuh perawatan yang rutin agar tanaman bisa tumbuh sehat dan subur.

Tak jarang dengan lamanya waktu pengiriman tanaman-tanaman yang telah dia beli mati percuma. “Bonyok duluan mati sampai (Tanaman) disini jadi merugilah disitu kalau dihitung-hitung,” ujarnya.

Selain itu, Pandemi corona yang tak kurun surut menyebabkan harga yang dibeli dari pembudi daya tanaman hias kian melonjak.  Jey bilang dulu dengan harga 5 sampai lima juta rupiah bisa mendapat 50 pohon. Akan tetapi sekarang dengan harga segitu dirinya bahkan hanya bisa mendapat 10 pohon saja.  “Waktu baru buka itu agak murah mulai dari 50 ribu sampai 250 ribu, tapi sekarang mahal ya paling murah ya 100 sampai 500,” kata dia.

Harga yang kini kian melonjak itu membuat Jey berpikir dua kali memesan tanaman dari luar daerah. Dia tak mau merugi banyak. “Masih ngeri-ngeri mau beli dari luar,” ujarnya.

Masalah yang dihadapi nyatanya tak sampai disitu, kini pembeli tanaman hias mulai jarang bermunculan. Sebab masalah itu Jey pun mengaku dalam satu bulan tak bisa mematok target penjualan.

Disisi lain dia juga mengaku melayani pembeli di tengah Pandemi tetap dengan mematuhi protokol kesehatan. Dia tak mau ambil resiko apalagi memasuki usia yang rentan. “Kita juga tak mau lama-lama melayani pembeli,” ujarnya.

Bagi Jeyn di tengah kesulitan ekonomi tak ada pilihan lain selain menjual tanaman hias. Meskipun pembeli yang datang musiman, bagi dia tak jadi suatu masalah. “Ya adalah untuk makan sehari-hari,” katanya. (ap/fma)

Laporan: Adi Pranata.

Silakan komentar Anda Disini….