Tutup
Regional

Menkopolhukam Tekankan DPO Kelompok MIT Harus Ditangkap Sebelum Natal dan Tahun Baru

×

Menkopolhukam Tekankan DPO Kelompok MIT Harus Ditangkap Sebelum Natal dan Tahun Baru

Sebarkan artikel ini
Brigjen Pol Ibnu Suhendra

PALU, Kabar Selebes – Kepala Analis Utama Intelijen Densus 88, Brigadir Jenderal Ibnu Suhendra menegaskan agar aparat gabungan TNI-Polri sebelum natal dan tahun baru harus berhasil menangkap kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora  Cs.

Menurutnya, tekanan ini dengan tegas dinyatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopulhukam) Republik Indonesia, pasca penyerangan dan penganiayaan warga di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Advertising

“Ini menjadi motivasi kita untuk lebih aktif dan serius melakukan penangkapan terhadap Ali Kalora dan kelompoknya, ” ujar Ibnu kepada sejumlah wartawan, di Aula Torabelo Polda Sulteng, Kamis (3/12/2020).

Ia menyebutkan kekuatan kelompok MIT Poso yang dipimpin Ali Kalora saat ini tersisa 11 orang dari sebelumnya 48 orang yang dipimpin oleh Santoso.

“Polri dan TNI atas perintah Kapolri dan Panglima TNI untuk segera melakukan pengejaran lebih serius lagi,” terangnya.

Ibnu mengakui saat ini yang menjadi salah satu kendala dalam pengejaran dan penangkapan DPO kelompok MIT di Poso adalah medan pegunungan dan perbukitan yang dianggap sulit. Dirinya menyebut butuh pasukan lebih banyak agar operasi bisa efektif.

“Keahlian kelompok MIT ini sebenarnya tidak ada yang lebih. Dari beberapa mereka ada yang punya keahlian merakit bom dan penggunaan senjata saja,” katanya.

Dijelaskan ibnu dari segi kekuatan, kelompok Ali Kalora hanya memiliki sisa 1 buah senjata panjang jenis M16. Kelompok sipil bersenjata itu juga disebut memiliki senjata pendek rakitan sebanyak dua buah dan bom rakitan.

Senjata itu diperoleh dari kelompok di Negara Filipina Selatan yang selama ini turut membantu mereka. “Soal fungsi senjata tergantung mereka, itu senjata yang sudah lama,” terangnya.

Dia menambahkan, terkait sumber pendanaan yang selama ini digunakan oleh kelompok MIT, teridentifikasi oleh pihak Densus 88 didapatkan dari beredarnya kotak amal dan permintaan sumbangan yang dilakukan orang tertentu. Dana itu didapat pada setiap persimpangan jalan atau di beberapa titik pemberhentian lampu merah di Sulteng.

“Masyarakat diminta untuk lebih teliti dalam memberikan sumbangan atau donasi yang tidak jelas peruntukannya,” imbaunya.  (maf/ap/fma)

Laporan: Mohammad Arief

Silakan komentar Anda Disini….