POSO, Kabar Selebes – Komunitas Rumah Sangga Lemusa (RSL) desa Lemusa, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong menyiapkan jalur-jalur evakuasi di desa mereka jika terjadi bencana dimasa mendatang, baik bencana gempa bumi maupun banjir. Senin (30/11/12).
Koordinator RSL, Estevin Ntibu kepada media ini belum lama ini mengatakan, jalur evakuasi yang dibuat berdasarkan pemetaan yang dilakukan bersama warga dilengkapi dengan papan penunjuk arah lokasi pengungsian yang berada di lokasi yang berdasarkan pengalaman masyarakat setempat merupakan tempat yang paling aman saat banjir maupun gempa bumi yakni di sekitar Gereja dan halaman sekolah di desa itu.
Jalur evakuasi dibutuhkan mengingat desa Lemusa menjadi salah satu wilayah yang kerap dilanda bencana seperti banjir baik dari sungai Olonjongi maupun Korontua yang mengapit desa itu.
Menurut Estevin, dibangunnya jalur evakuasi beserta papan petunjuk arah untuk membuat masyarakat memiliki panduan yang jelas bila terjadi bencana. Petunjuk ini juga sangat penting mengingat bencana bisa terjadi sewaktu-waktu pada saat warga sedang beraktifitas sehingga memudahkan untuk mencari keluarga.
Stevan, salah seorang anggota komunitas mengatakan, sebelum melakukan pemetaan jalur-jalur evakuasi di desa, mereka terlebih dahulu mendiskusikannya bersama pemerintah desa dan melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Parigi Moutong.
Dari hasil diskusi itu, komunitas Sangga Lemusa kemudian melakukan beberapa kali diskusi bersama kepala dusun hingga RT untuk bersama-sama menentukan dimana titik-titik lokasi yang dianggap aman dan rawan di dalam desa. Setelah itu mereka menyusun rencana pemasangan papan petunjuk evakuasi yang mudah dilihat oleh warga.
Pemetaan dan pemasangan jalur evakuasi ini menurut Estevin Ntibu diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat desa Lemusa dalam menghadapi bencana dimasa mendatang. Selain jalur evakuasi, Estevin mengatakan, mereka juga rencananya menghijaukan beberapa titik rawan longsor di pinggiran sungai Korontua dan Olonjongi dengan menanam pohon Nira.
Selain berfungsi menghjiaukan bantaran sungai yang sering mengirimkan banjir ke kampung, pohon yang ditanam bisa menjadi sumber pendapatan warga dengan memanfaatkan air Nira yang dihasilkan pohon itu untuk membuat gula merah. Awalnya komunitas RSL berencana menanam beberapa jenis pohon produktif lain seperti durian dan alpokat. Namun mereka masih kesulitan mendapakan bibit kedua jenis pohon itu. Akhirnya mereka memilih pohon Nira yang banyak ditemukan di hutan dan kebun warga.(rdm)
Laporan : Ryan Darmawan