Jakarta, Kabar Selebes — Aktivitas belajar tatap muka di seluruh sekolah di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Aceh, kembali dihentikan usai kasus positif virus corona (Covid-19) terus bertambah.
Di sisi lain, enam dokter yang bertugas untuk mengambil sampel tes swab Covid-19 warga sedang menjalani isolasi mandiri.
Para murid dan guru, seperti di SDN 18 Meulaboh harus kembali menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) terhitung sejak 21 Agustus hingga 9 September mendatang.
“Daring selama 14 hari ke depan, karena dokter dan Covid-19 bertambah,” kata Kepala Sekolah Linda Yani, dikutip dari siaran CNNIndonesia TV, Selasa (25/8).
Salah satu guru SDN 18 Meulaboh, Ayu Sartika menyebut PJJ menjadi persoalan cukup serius karena beberapa murid SDN 18 Meulaboh tak mempunyai akses digital untuk belajar daring.
“Kendala tentu ada di dalam proses pembelajaran daring ini, ekonomi orang tua siswa ya. Mereka tidak memiliki HP itu susahnya,” ujarnya.
Selain itu, kata Ayu, pihaknya tetap harus bertanggung jawab mendatangi para murid yang tak memiliki smartphone. Kendati demikian, ia bersyukur beban waktu mengajar dalam PJJ telah dikurangi.
“Kami harus mengadakan pertemuan lagi, kami yang datang ke orang tua untuk memberikan soal ataupun pelajaran yang kami berikan,” katanya.
Sebelumnya, penghentian sementara kegiatan belajar tatap muka ini bersamaan dengan penutupan tiga ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dien Meulaboh setelah salah seorang dokter dinyatakan positif Covid-19.
Imbasnya, enam orang dokter klinis yang bertugas untuk mengambil sampel swab warga di Kabupaten Aceh Barat harus ikut menjalani isolasi mandiri.
Tim Sekretariat Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Aceh Barat, Irsadi Aristora mengatakan, kekosongan itu membuat tracing terhadap warga yang terpapar corona jadi terhambat.
Karena tidak adanya petugas swab, kata Irsadi, pihaknya terpaksa melakukan tes cepat melalui rapid test untuk sementara kepada enam petugas swab itu.
Irsadi bilang tim gugus tugas Aceh Barat sudah menyurati Balitbangkes Aceh dan Laboratorium Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) untuk melakukan tes swab kepada enam dokter klinis tersebut, untuk mengetahui hasil akurat dari pemeriksaan terkait corona. (fma)
Sumber : CNNIndonesia.com