Tutup
RegionalSulawesi Tengah

Kurangi Resiko Bencana, YPI-CRS Pasang Rambu Bencana Untuk Warga Sigi

×

Kurangi Resiko Bencana, YPI-CRS Pasang Rambu Bencana Untuk Warga Sigi

Sebarkan artikel ini
Pemasangan rambu-rambu rawan bencana di kabupaten Sigi oleh Yayasan Pusaka Indonesia(YPI)-CRS bekerja sama dengan badan penanggulangan bencana daerah kabupaten Sigi, Sabtu (22/8/2020). (Foto: Istimewa)

SIGI, Kabar Selebes – Dalam rangka mengurangi resiko bencana, Yayasan Pusaka Indonesia (YPI)-CRS dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi, memasang secara simbolis rambu-rambu rawan bencana, pada Sabtu (22/8/2020).

Rambu yang di pasang untuk wilayah Kabupaten Sigi meliputi Desa Bolapapu, Namo, Salua Kecamatan Kulawi dan Tuva di Kecamatan Gumbasa, merupakan upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Advertising

Kepala bidang kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sigi, Sri Idawati sangat mengapresiasi pemasangan rambu-rambu bencana sebagai langkah awal rencana aksi pengurangan risiko bencana yang dilakukan oleh komunitas masyarakat.

“Ini merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana di Kabupaten Sigi,” ujarnya.

Menurutnya, pemasangan rambu setidaknya dapat menjadi peringatan kepada warga sekitar, agar tetap waspada jika menghadapi situasi  bencana.

Selain itu Ia mengatakan, pemasangan bertujuan untuk meminimalisir potensi terjadinya korban jiwa dan sumber kehidupan akibat bencana.

Pihaknya berharap, masyarakat yang berdomisili pada daerah yang berbahaya, dapat menyelamatkan diri di titik kumpul yang lebih aman.

“Bencana menjadi urusan bersama, bencana bisa datang kapan saja. Bukan hanya Pemerintah, harapannya sinergi Pemerintah Daerah serta masyarakat bersama membangun masyarakat  Kabupaten Sigi sadar bencana dan paham apa yang dilakukan,” katanya.

Sementara itu, Marjoko selaku Koordinator Program YPI-CRS mengungkapkan, tempat titik kumpul, Jalur evakuasi dan tanda bahaya lainnya sejatinya sudah cukup familiar di masyarakat.

“Artinya sebagian besar masyarakat sudah mengetahuinya, tetapi masyarakat biasanya bingung dan panik saat terjadinya bencana,” ujarnya.

Untuk tahap awal, pihaknya menyatakan akan memasang sebanyak enam puluh unit dan selanjutnya akan dipasang empat puluh unit lagi.

“YPI dan CRS juga membagikan megaphone sebagai bagian dari upaya system peringatan dini disaat bencana datang,” terangnya.

Sebagai langkah tindak lanjut, Pihaknya juga akan melakukan simulasi kesiapsiagaan bencana agar masyarakat semakin siap.

Marjoko berharap dengan telah terpasang nya rambu, masyarakat semakin tangguh dan kerugian akibat munculnya bencana semakin diminimalisir.

Hal senada juga diungkapkan Senior Project Officer dari CRS Indonesia untuk Program Disaster Risk Reduction-Livelihood (DRR-Livelihood), Djuneidi Saripurnawan.

Ia menyatakan pemasangan rambu-rambu tersebut, sebagai upaya kesadaran dan pemahaman warga yang terancam bencana bisa melakukan evakuasi mandiri, dengan mengikuti petunjuk yang ada di jalan dan tempat-tempat tertentu.

“Setiap jalur yang sering dilewati dipasangi rambu sebagai petunjuk sehingga saat bencana akan membantu mengarahkan warga yang umumnya panik ketika terjadi bencana,”ucapnya

Ia menyatakan, CRS dan Yayasan Pusaka Indonesia sudah berprogram selama 19 bulan di 6 desa di Kabupaten Sigi dan Donggala untuk DRR-Livelihood Program.

Lebih lanjut dipaparkannya pendekatan partisipatif aktif dari komunitas lebih dikedepankan dengan konsep CLDRM (Community Led Disaster Risk Management), serta penguatan komunitas melalui pendekatan program SILC (Saving and Internal Lending Communities) microfinance yang diperkenalkan CRS sejak 2001 di benua Afrika.

“Penguatan kapasitas dalam kerangka DRR-Livelihood lebih berpeluang besar untuk berkelanjutan, apalagi bila sejak awal melibatkan segenap komponen masyarakat dan stakeholder lokal, termasuk pemerintahan desa. Masyarakat aktif sejak awal program CLDRM berjalan,” tambah Djuneidi dengan semangat.

Ia berharap Kelompok Forum PRB kedepannya, dapat terus-menerus mensosialisasikan siaga bencana kepada masyarakat, dengan menjaga kesadaran bersama, pemahaman dan sikap positif terhadap situasi bencana, agar dapat meminimalkan dampak dan korban jiwa. (rkb/ap/fma)

Laporan: Rifaldi Kalbadjang

Silakan komentar Anda Disini….