PALU, Kabar Selebes – Sebanyak 50 orang warga Desa Wani II, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala diberikan simulasi gempa dan tsunami oleh Arsitek Komunitas (Arkom) Indonesia, Sabtu (18/7/2020).
“Kenapa skenario gempa dan tsunami dipilih untuk disimulasikan, berdasarkan kajian resiko yang dilaksanakan warga pada bulan Februari lalu,” ujar Direktur Pelaksana Arkom Indonesia, Yuli Kusworo.
Ia mengatakan, dalam kajian tersebut ada empat ancaman yang muncul, yaitu gempa bumi, tsunami, banjir dan kebakaran.
“Dari empat ancaman itu, kami meminta kepada warga untuk memilih. Mereka memilih gempa dan tsunami karena ancaman paling berbahaya,” jelasnya.
Sekretaris Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Donggala, Mursid Sanduan mengatakan, Wani merupakan daerah yang terdampak cukup parah akibat bencana, yang terjadi pada 28 September 2018.
“Makanya Wani dipilih sebagai salah satu tempat dilaksanakannya simulasi bencana,” katanya.
Mursid menambahkan, dalam peta resiko bencana, Desa Wani termasuk daerah yang paling rawan.
Selain itu pihak Arkom Indonesia juga akan membangunkan sebuah gedung evakuasi di Desa Wani II.
Rencana pembangunan gedung evakuasi tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Direktur Pelaksana Arkom Indonesia, Yuli Kusworo bersama perwakilan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Donggala. (rlm/rkb/fma)
Laporan: Rifaldi Kalbadjang