PALU, Kabar Selebes – Salah satu Anggota DPRD Kabupaten Poso, Makmur Lapido mengamuk di depan pintu masuk ruang sidang utama DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, karena tidak diizinkan masuk mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi I dan Kapolda yang membahas sejumlah permasalahan di Poso.
“Kami diundang secara resmi, tapi kenapa tidak diizinkan masuk. Ada apa ini?”ungkapnya kepada salah seorang penjaga dengan nada tinggi.
Makmur bahkan merobek bajunya karena merasa kecewa dengan RDP yang digelar tertutup. Diakuinya, ada banyak permasalahan yang akan disampaikan kepada Kapolda.
“Sudah banyak nyawa hilang di Poso, ini permasalahan besar. Kenapa kami tidak diizinkan masuk,”imbuhnya sembari berteriak.
Setelah melalui perundingan, Makmur bersama enam orang anggota DPRD Poso dan Sekertaris Daerah mewakili Bupati diizinkan masuk.
Sikap kekecewaan juga diungkap Forum Umat Islam (FUI) Sulteng. Pasalnya, selaku penggagas RDP tidak diizinkan masuk.
“Kami yang dari awal mengusulkan rapat ini, tapi justru tidak diperbolehkan masuk. Apa yang Anggota DPRD Sulteng akan bahas, kami memiliki data berdasarkan penyelidikan dan advokasi terkait kematian tiga warga Poso itu.”papar Arif Fahri, Ketua FUI Sulteng.
Mereka juga menyebut, tidak menutup kemungkinan dalam proses RDP bisa terjadi deal-deal dengan konsep tertutup. Bahkan sorotan mengenai operasi Tinombala juga diutarakan, karena terkesan mengada-ada.
“Patut dicurigai kenapa prosesnya tertutup. Harapan kami cuman satu, RDP kembali digelar dan memberi kami ruang untuk berbicara,” pungkasnya.
Agenda RDP sendiri dijadwal Komisi I untuk menyelesaikan sejumlah permasalahan kemanan di Poso, terkhusus menyangkut tewasnya tiga warga sipil diduga akibat kesalahan aparat. (Sob/ptr)
Laporan: Sobirin