Surabaya, Kabar Selebes – Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur berharap pemerintah segera menepati janji, kepada perawat yang menangani pasien COVID-19. Karena hingga kini, tunjangan insentif yang dicairkan untuk perawat di Jatim baru 20 persen.
Ketua DPW PPNI Jatim Prof Nursalam mengatakan, penanganan COVID-19 telah berjalan tiga bulan. Namun pencairan insentif bagi perawat masih terbilang minim. Nursalam mempertanyakan sisa insentif yang belum diberikan pemerintah.
“Termasuk insentif yang diberikan sesuai atau tidak. Karena dari yang dijanjikan pemerintah, baru 20 persen yang diberikan di Jatim itu. Yang lainnya belum semuanya,” ungkap Nursalam di Surabaya, Minggu (28/6/2020).
Selain itu, Nursalam juga menilai, fasilitas penunjang lain bagi perawat masih minim. Pria kelahiran Kediri ini memaparkan, perawat memiliki jam kerja dan istirahat yang tidak ideal, ketersediaan alat pelindung diri (APD) yang minim hingga perhatian terhadap nutrisi, vitamin maupun makanan.
“Penyediaan APD dan ketat dalam menggunakan APD sesuai dengan standar penanganan COVID-19. Itu harus diterapkan. Kalau enggak berguguran semua perawat,” imbuhnya.
PPNI Jatim mencatat sudah ada sembilan perawat yang gugur akibat corona. Sedangkan jumlah keseluruhan yang terpapar virus SARS CoV-2 ada 125 perawat.
Tak hanya itu, Nursalam mengimbau ada upaya pemeriksaan masif serta rutin untuk para perawat. Misalnya dalam kurun waktu tujuh hari sekali ada tes swab PCR. Terutama bagi yang menangani pasien COVID-19.
Di kesempatan yang sama, Nursalam berpesan kepada masyarakat agar tidak memberikan stigma negatif atau mengucilkan para perawat, yang berkorban merawat pasien COVID-19.
“Berikutnya kita minta perhatikan stigma, jangan sampai distigma di masyarakat. Misalnya perawat honorer karena positif (COVID-19) dilepas, termasuk di masyarakat gak diterima,” pesan Nursalam.
Sumber : Detik.com