Jakarta, Kabar Selebes — Umat Muslim dari berbagai belahan dunia menyatakan kecewa atas keputusan Arab Saudi untuk menggelar ibadah haji secara terbatas tahun ini.
Namun demikian, banyak pula yang menerima keputusan itu sebagai langkah tepat yang diambil Arab Saudi dalam memerangi wabah virus corona (Covid-19).
Pengumuman itu disampaikan Kerajaan Arab Saudi pada Senin (22/6) kemarin. Mereka mengumumkan akan menggelar ibadah haji tahun ini dengan jumlah terbatas.
Orang yang diperbolehkan menunaikan ibadah haji hanya penduduk setempat dan warga asing yang saat ini sudah berada di Arab Saudi.
Keputusan tersebut dinilai sudah bisa diperkirakan selama beberapa waktu terakhir dan beberapa negara juga sudah menyatakan tidak mengirimkan rombongan jemaah calon haji. Namun, pengumuman itu tetap menambah kekecewaan bagi umat Muslim.
“Harapan saya untuk pergi (ke kota suci Mekah) sangat tinggi. Saya sudah bersiap-siap selama bertahun-tahun. Tapi apa yang bisa Saya lakukan? Ini kehendak Allah, takdir,” kata Kamariyah Yahya (68), calon haji dari Indonesia.
Dilansir AFP, Selasa (23/6), pemerintah Indonesia memutuskan tidak memberangkatkan jemaah calon haji di awal bulan ini.
Sebuah kelompok yang mewakili sekitar 250 perusahaan di Indonesia yang menyediakan layanan pemberangkatan haji menyatakan bahwa mereka mengerti akan terlalu berisiko jika tetap melaksanakan haji saat ini.
Akan tetapi, Ketua Persatuan Penyelenggara Haji dan Umrah, Syam Resfiadi, mengatakan kepada AFP bahwa beberapa anggota kelompoknya mulai memberhentikan karyawan atau bahkan menutup kegiatan mereka karena tidak memiliki penghasilan selama berbulan-bulan.
Sementara itu ketua kelompok yang mewakili agen perjalanan haji di Bangladesh, Shahadat Hossain Taslim, mengatakan akan banyak orang yang kecewa oleh keputusan itu. Namun, menurut dia itu adalah keputusan terbaik.
“Tidak seperti negara lain, mayoritas jemaah haji Bangladesh adalah orang tua, dan mereka rentan terhadap Covid-19,” katanya.
Di India, menteri urusan minoritas mengatakan lebih dari 200 ribu orang telah mendaftar haji pada 2020 dan mereka akan menerima pengembalian uang secara penuh.
Keputusan terbaru pihak Arab Saudi ini kemungkinan akan menenangkan jemaah calon haji, sekaligus memicu pertanyaan baru tentang penjagaan Arab Saudi atas situs-situs suci umat Islam, yang menjadi sumber legitimasi politik terkuat di kerajaan tersebut.
Badan amal Dewan Konsultatif Organisasi Islam Malaysia, Mohamad Azmi, mengatakan negara-negara Muslim seharusnya turut dilibatkan untuk mengambil ‘keputusan kolektif’, alih-alih diserahkan sepenuhnya ke pihak Arab Saudi.
“Sudah saatnya (kota suci Mekah dan Madinah) dikelola oleh dewan internasional yang diwakili oleh negara-negara Muslim,” katanya kepada AFP.
Terlepas dari kekecewaan itu, beberapa umat Muslim sudah menantikan dapat kembali melakukan ibadah haji pada 2021 dan berharap mereka bisa beribadah ketika saatnya tiba.
“Saya masih berharap untuk pergi haji tahun depan, dan berdoa agar saya tetap sehat sampai waktunya tiba,” kata Yahya.
Sumber : CNNIndonesia.com
