Jakarta, Kabar Selebes — Seorang polisi di Auckland, Selandia Baru, tewas ditembak oleh orang tidak dikenal yang kini melarikan diri.
Pelaku juga menembak seorang polisi lain, tetapi korban dilaporkan selamat meski mengalami luka.
Seperti dilansir Associated Press, Jumat (19/6), menurut pernyataan kepolisian, kedua petugas itu sedang menggelar razia rutin pada pagi hari waktu setempat. Tiba-tiba, terdengar suara letusan senjata api dari dalam sebuah mobil. Identitas kedua korban belum dipaparkan secara rinci.
Pelaku lantas melarikan diri dan mobil yang dikemudikannya sempat menabrak seorang pejalan kaki hingga terluka.
Komisioner Kepolisian Selandia Baru, Andrew Coster, mengatakan petugas tidak melihat hal yang mencurigakan saat melakukan razia dan memeriksa kendaraan pelaku. Dia mengatakan kedua polisi itu saat kejadian memang tidak membawa senjata api, tetapi biasanya senjata itu disimpan di dalam bagasi mobil patroli.
“Situasi ini sangat mengejutkan. Ini adalah kabar buruk bagi polisi dan keluarga mereka,” kata Coster.
Coster mengatakan petugas polisi yang selamat dalam kejadian itu sudah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis. Seorang pejalan kaki yang tertabrak kendaraan pelaku juga dibawa ke rumah sakit, dan dinyatakan mengalami cedera ringan.
Polisi lantas meminta pemerintah daerah setempat menutup delapan sekolah yang berada di dekat lokasi tersebut. Mereka juga menutup sejumlah jalan dan melakukan razia untuk mencari pelaku, dan meminta penduduk tidak mendekati lokasi kejadian.
“Kehilangan polisi bukan hanya kehilangan seseorang yang bekerja untuk kita, tetapi juga seperti kehilangan anggota keluarga, teman dan orang terkasih,” kata Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern.
Menurut seorang saksi, Elaine Taniela, mengatakan dia mendengar suara letusan senjata api ketika sedang berada di rumah. Dia mengatakan seorang temannya yang berada di jalan ketika peristiwa terjadi mengatakan melihat seorang polisi terkapar di jalan dengan tubuh gemetar.
Kejadian ini membuka luka aksi teror yang terjadi pada tahun lalu.
Pemerintah Selandia Baru memperketat aturan kepemilikan senjata api usai aksi teror penembakan di dua masjid saat Salat Jumat di Christchurch pada 2019 yang menewaskan 51 orang, termasuk seorang WNI. Pelakunya adalah seorang lelaki warga Australia, Brenton Harrison Tarrant, yang dilaporkan menjadi penganut ideologi supremasi kulit putih.
Tarrant kini mengakui perbuatannya setelah sebelumnya menyatakan tidak bersalah di hadapan pengadilan. Dia ditahan di penjara dengan tingkat pengamanan tinggi di Selandia Baru.
Sumber : CNNIndonesia.com