POSO, Kabar Selebes – Sebagai bentuk kepedulian sesama, komunitas Relawan Muda Poso melaksanakan bedah rumah terhadap salah satu warga kurang mampu di wilayah Kabupaten Poso, Sulteng.
Salah satu rumah warga yang mendapatkan bantuan bedah rumah tersebut yaitu rumah milik Maryam yang ditinggali bersama Jum dan anaknya di wilayah Kelurahan Sayo, Kecamatan Poso Kota Selatan.
Warga yang mendapatkan bantuan bedah rumah dari Relawan Muda Poso merupakan sebuah keluarga penyandang disabilitas dengan gangguan penglihatan yang tinggal dengan situasi memprihatinkan.
Hal itulah kemudian menjadi inisiatif oleh para Relawan Muda Poso untuk terlibat langsung memberikan perannya.
Yurniati Rambe selaku Relawan Muda Poso mengatakan, kegiatan yang dilakukan pihaknya hanya sebagai wujud kepedulian terhadap warga kurang mampu yang butuh perhatian.
“Intinya kami hanya ingin membantu saja, kasihan kan kalau ada warga yang rumahnya tidak layak, harus dibantu agar mereka bisa menikmati hidup dengan mempunyai rumah yang nyaman dan bagus,” ucapnya kepada Kabarsebeles.ID Sabtu (30/5/2020).
Menurutnya, meskipun di tengah pandemi corona saat ini tak menyurutkan semangat Relawan Muda Poso untuk terlibat dilapangan membantu warga kurang mampu.
Sementara untuk total anggaran bedah rumah menghabiskan uang senilai Rp15.650.000, yang dananya merupakan donasi dari Komunitas Indonesia Membangun Rakyat (IMR) dan bukan bantuan dari pemerintah.
Proses pengerjaan bedah rumah dilakukan selama sepuluh hari sejak Selasa hingga Kamis, 12-21 Mei 2020 dengan merenovasi dibangun kembali rumah layak huni memperhatikan aspek ramah disabilitas yaitu pembangunan ruangan kamar, ruang tamu dan dapur dengan total luas rumah menjadi 8×4 meter.
Selain itu juga dilakukan pembangunan jalan setapak menuju pintu utama yang dibuatkan tidak lagi menghadap sungai Poso, hingga dilakukan penambahan fasilitas seperti alat tidur, alat dapur dan meja serta kursi.
Perlu diketahui Ibu Maryam, Ibu Jumdan bersama adik Rahim merupakan keluarga penyandang disabilitas dengan situasi memprihatinkan. Maryam dan Ibu Jum kini berstatus janda berprofesi sebagai tukang urut yang ketika pandemi ini berlangsung hampir tidak pernah mereka mendapatkan langganan.
Untuk sehari-hari keluarga itu bergantung dari dana program Kelurga Harapan (PKH) dan bantuan dari sejumlah donatur yang banyak memberikan bantuan logistik berupa sembako dan lainnya.
Mereka tinggal di rumah sangat sederhana dilokasi tanah yang dipinjamkan salah seorang warga tepat di pinggiran sungai di Kelurahan Sayo. Kondisi rumahnya pun papan bermodel panggung dengan luas 6×4 meter memiliki tiang kaki kayu yang sudah menggantung, bahkan ruangannya membatasi antara dapur dan kamar tidur, jangankan ranjang tidur lemari pun mereka tak punya sehingga isi dalam rumah terlihat berantakan.
Bahkan kondisi mereka diperparah saat bencana banjir bebrapa hari lalu yang merendam hampir semua wilayah disepanjang aliran sungai Poso, saat banjir terjadi keluarga disabilitas itu harus mengungsi.(abd/rdm)
Laporan : Ryan Darmawan