Tutup
PilihanSulawesi Tengah

Seorang Pemulung di Palu dapat Bantuan Sepeda Motor dari ACT Sulteng

×

Seorang Pemulung di Palu dapat Bantuan Sepeda Motor dari ACT Sulteng

Sebarkan artikel ini

PALU, Kabar Selebes – Mengundang rasa empati kepada seorang pemulung di Palu, Lembaga Global Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Sulawesi Tengah memberikan bantuan satu unit sepeda motor.

Hal itu diungkapkan Kepala ACT Cabang Sulteng Nurmarjani Loulembah saat dikonfirmasi pada Jumat  Jumat (29/5/2020).

Advertising

Menurutnya bantuan yang diberikan tersebut merupakan  program dari mobile social rescue (MSR).

“Sebelumnya tim berkeliling mencari masyarakat yang membutuhkan bantuan setelah itu kami menaikan konten kampanye di salah satu link co founding. Setelah dananya semua terkumpul, lalu disalurkan tergantung kebutuhan masyarakat. Terdapat beberapabentuk bantuan, diantaranya pembangunan rumah, biaya kesehatan dan lainya,”tambahnya. Jadi ada beberpa konten disesuaikan kebutuhan masyarakat,” ujar Nani sapaannya

Kali  ini pihak ACT memberikan bantuan kepada Siamin (60), salah seorang pemulung satu unit sepeda motor.  Hal itu untuk melancarkan pekerjaan dilakoninya sebagai pemulung, sebagaimana kita lihat bersama gerobak sampahnya ditarik dengan sepeda tidak layak lagi.

“Dengan bantuan sepeda motor ini, anaknya bisa membantu pekerjaan dalam menambah pendapatan ekonomi,” tambahnya.

Selain sepeda motor kata Nani, ACT juga    memberikan dana keperluan keluarga sehari-hari.

Ia juga mengatakan pekerjaan pemulung dan petugas kebersihan patut diapresiasi dan perlu mendapat perhatian. Sebab dengan adanya mereka, sampah-sampah tidak berserakan dimana-mana, yang sebagian masyarakat tidak memiliki  kesadaran akan kebersihan membuang sampah sembarang tidak pada tempatnya.

“Adanya mereka sampah berserakan dapat diminimalisasi,”ujarnya.

Atas bantuan diberikan ACT Sulteng, Siamin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih.

Ayah dari empat orang anak ini sudah 20 tahun lebih melakoni pekerjaanya sebagai pemulung. Tiga dari anaknya sudah putus sekolah. Hanya anak keempat bersekolah dan tinggal bersama sanak keluarga lainnya.

Sementara Kustia (56) istri dari Saimin wafat seminggu  usai bencana tsunami 28 September 2018 silam yang juga menyapu bersih rumah mereka. Kini mereka hanya tinggal dan mendirikan rumah sementara di lahan milik orang berbaik hati.(abd/rkb)

Laporan:  Rifaldi Kalbadjang

Silakan komentar Anda Disini….