PALU, Kabar Selebes – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), mencatat pertumbuhan ekonomi di wilayah ini mulai melambat. Dimana pada Triwulan-1 2020, ekonomi Sulteng tumbuh sebesar 4,91%. Angka tersebut dinilai melambat jika dibandingkan dengan triwulan pada tahun sebelumnya.
Hal itu tidak lain disebabkan akibat pandemi Covid-19, dengan diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 41,27 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 27,50 triliun.
“Pertumbuhan ekonomi pada periode laporan cenderung melambatan apabila dibandingkan dengan triwulan IV 2019 yang tumbuh sebesar 9,59% maupun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 6,54%. Melambatnya perekonomian Sulteng disebabkan oleh pertumbuhan sektor pertanian yang kontraksi dan perlambatan sektor pertambangan dan konstruksi” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Sulteng, Moh Abd Majid Ikram, Jumat (8/5/2020).
Sedangkan dari pengeluaran, kinerja konsumsi RT dan PMTB mengalami perlambatan serta perdagangan antar provinsi yang mengalami net impor cukup dalam bila dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Namun demikian, kinerja sektor industri masih tumbuh dengan cukup tinggi yang mendorong pertumbuhan ekspor Sulteng masih tumbuh relatif tinggi. Tingginya pertumbuhan beberapa sektor tersebut mampu menahan perlambatan lebih dalam dan menyebabkan realisasi pertumbuhan Sulteng sedikit bias keatas dari proyeksi BI Sulteng, yakni dikisaran 4,0–4,4%.
“Kami mengira pengaruh Covid-19 terjadi pada pertengahan April sampai pertengahan Juni. Namun hal itu justru lebih cepat dari dugaan kami, yakni di bulan Maret,” imbuhnya.
Untuk menekan lajunya perlambatan pertumbuhan ekonomi, Ia mengaku telah melakukan beberapa upaya untuk mengantisipasi. Diantaranya adalah mengampanyekan penggunaan transaksi nontunai. Meski tidak signifikan, namun hal itu diharapkan dapat memperlambat dampak Covid-19 ini.(abd/sob)
Laporan : Mohammad Sobirin