JAKARTA, Kabar Utama – Pemerintah Uzbekistan menyetop penerbangan dari dan ke Uzbekistan karena ada warganya yang terkonfirmasi positif virus Corona (COVID-19). Akibatnya, 8 dosen dan 110 Mahasiswa Indonesia dari Universitas Gunadarma tertahan di Uzbekistan. Dan Vallery Angellitha (Sekum permuda) salah satu dari 110 mahasiswa itu .
Saat dihubungi Ketua Umum Permuda Sulteng Jabodetabek Muhammad Akbar Supratman via whatsapp, Vallery Angellitha menyebut mereka tiba di Uzbekistan sejak tanggal 11 maret 2020.
Mereka datang ke Uzbekistan dengan tujuan untuk kuliah lapangan dalam bidang studi arsitektur di Ibu Kota Tashkent, Kota Bukhara dan Kota Samarkand. Serta Menghadiri International Conference di Samarkand Institute of Economic and Services. Sedang di Bukhara kegiatan public lecture di Buxoro University, dan dijadwalkan pulang pada Rabu (18/3/2020).
“Namun pemerintah setempat telah menyetop penerbangan sejak Senin (16/3/2020) karena sehari sebelumnya ada warga Uzbekistan yang dinyatakan positif COVID-19,” ujar Angel Sabtu (21/3/2020).
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tashkent mengedarkan surat imbauan bagi rombongan Universitas Gunadarma dan 22 warga Indonesia lainnya yang terjebak di Ibu Kota Tashkent pada hari ini. Mereka menyatakan Duta Besar RI di Tashkent sudah menghubungi Perdana Menteri Uzbekistan, Abdulla Nigmatovich Aripov, untuk meminta bantuan terkait permasalahan ini.
“KBRI Tashkent sedang menunggu keputusan pemerintah Uzbekistan untuk pemulangannya,” demikian isi surat pernyataan tersebut.
Di dalam surat itu disebutkan Uzbekistan memutuskan menerapkan lockdown pada Senin (16/3/2020) lalu. Sebab sehari sebelumnya dilaporkan ada satu kasus positif virus corona.
“Sekarang posisi kita berada di Hotel La Grande Plaza Taskent , yang Puji Tuhan masih di-cover sama pihak kampus (Gunadarma University), kondisi kami semuanya sangat sehat walafiat, tetap semangat dan berharap segera mendapat kabar baik dari KBRI agar kembali ke tanah air,” tutup Angel.(abde/tfk)
Laporan : Abdee Mari
.
.