PALU, Kabar Selebes – Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Palu selaku badan yang mengurusi kepentingan umat Hindu di bidang keagamaan, mengeluarkan edaran yang berisi beberapa kebijakan guna mengantisipasi wabah Corona pada saat rangkaian upacara hari raya Nyepi pada tanggal 25 Maret nanti.
Beberapa kebijakan itu diantaranya adalah tidak adanya proses upacara sesajen ke Laut (Melasti), hingga Pawai ogoh-ogoh juga ditiadakan.
Ketua PHDI Kota Palu Nyoman Dwinda mengatakan, kebijakan itu dikeluarkan oleh PHDI Kota Palu sesuai dengan imbauan presiden, PHDI Pusat dan juga provinsi.
“Pada prinsipnya kita patuh pada apa yang diedarkan oleh pemerintah guna meminimalisir penyebaran virus corona,” ujar Nyoman Dwinda saat ditemui pada Rabu (18/03/2020).
Ia melanjutkan guna mengantisipasi keramaian, rangkaian Hari Raya Nyepi umat Hindu di Kota Palu akan dilakukan dengan orang yang minim guna mengantisipasi penyebaran virus Corona.
Salah satu rangkaian hari raya Nyepi yang ditiadakan diantaranya adalah Melasti yang dilaksanakan dua hari sebelum Nyepi. Jika pada tahun sebelumnya penyembahan sesajen Ke laut dilaksanakan beramai-ramai oleh umat Hindu di Kota Palu, kini upacara itu hanya dilakukan di lingkungan Pura saja dengan jumlah umat yang sangat terbatas.
“Dalam artian yang hadir hanya orang-orang yang menyelesaikan upacara melasti, seperti pemangku, serati dan juga perwakilan dari masing-masing kelompok umat Hindu,” kata dia.
Rangkaian lainnya seperti festival Ogoh-ogoh yang dilangsungkan satu hari sebelum Nyepi juga akan ditiadakan. Menurut Nyoman langkah ini harus diambil meskipun beberapa pemuda banyak yang kecewa dan merasa rugi karena tidak bisa melaksanakan festival ogoh-ogoh seperti biasanya.
“Daripada kita mengalami kerugian lebih banyak, ya mau tidak mau harus dimaklumi karena ada musibah seperti sekarang,” ujarnya.
Selain rangkaian hari raya Nyepi yang diminimalisir dari keramaian, persembahyangan bersama di Pura juga akan ditiadakan hingga beberapa minggu ke depan. Jika-pun ada hari-hari besar tertentu persembahyangan di Pura hanya akan dihadiri oleh orang-orang yang terlibat dalam proses ritual upacara.
“Kita juga menghimbau untuk umat Hindu di Kota Palu sementara melakukan persembahyangan di rumah-masing-masing,” lanjut dia.
Meskipun banyak umat Hindu yang kecewa karena merayakan hari raya besar yang jatuh tiap satu tahun sekali tersebut tidak seperti biasanya, menurutnya beberapa kebijakan harus dikeluarkan oleh PHDI Kota Palu, guna mengantisipasi kerugian seperti negara lain yang terjangkit COVID-19.
“Daripada kita mengalamu kerugian lebih banyak, ya mau tidak mau harus dimaklumi karena ada musibah seperti sekarang,” ujarnya.
Nyoman Dwinda juga mengharapkan untuk umat Hindu di Kota Palu khususnya untuk para pemuda, agar memaklumi keadaan karena kondisi negara sekarang yang sedang siaga akibat Virus Corona.
“Sehingga pada akhirnya nanti, pada hari raya yang lain di tahun berikutnya kita tetap laksanakan seperti biasa,” Pungkasnya (Adi Pranata)