Tutup
Sulawesi Tengah

Penyintas Perempuan dan Anak Rawan Alami Kekerasan, UNFPA Akhiri Program di Pasigala

×

Penyintas Perempuan dan Anak Rawan Alami Kekerasan, UNFPA Akhiri Program di Pasigala

Sebarkan artikel ini

PALU, Kabar Selebes – Penyintas perempuan dan anak ditengarai masih rentan menjadi korban kekerasan baik secara fisik maupun seksual.

Ini sejalan dengan data Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2016 oleh BPS bahwa 1 dari 3 perempuan usia 15-64 tahun pernah menjadi korban kekerasan.

Advertising

Sedang dari hasil Survei Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SPHAR) 2018 oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, ditemukan 2 dari 3 anak dan remaja perempuan dan laki-laki pernah mengalami kekerasan sepanjang hidupnya.

Olehnya Gubernur Sulteng lewat Staf Ahli Gubernur Bidang SDM, Pengembangan Kawasan dan Wilayah Drs. Ikhwan mengapresiasi workshop pertemuan evaluasi akhir kegiatan kesehatan reproduksi, kekerasan berbasis gender, remaja dan final exit strategy sejak pascabencana sampai Desember 2019 di Pasigala.

Staf ahli memandang penyiapan paket pelayanan awal minimum kesehatan, kesehatan reproduksi, pencegahan kekerasan berbasis gender dengan sasaran remaja, perempuan usia subur, difabel dan lansia mesti dijadikan landasan formulatif untuk penyusunan kebijakan dan strategi perlindungan kelompok rentan saat bencana.

“Biasanya (hal-hal tadi) belum dipandang sebagai sasaran prioritas saat bencana,” tekan staf ahli pada acara di Hotel Sentral, Selasa (11/2).

Ia lanjutkan persepsi itu mesti dirombak karena pemenuhan aspek-aspek tadi juga sama penting dengan pemenuhan kebutuhan pangan, papan dan sandang penyintas.

“Workshop ini saya pandang sebagai titik kulminasi dari pencapaian hasil-hasil kerja seluruh komponen di lapangan dan dari berbagai program,” tegasnya atas capaian kerja-kerja klaster dan NGO dalam recovery Pasigala.

Dengan selesainya program di Pasigala, perwakilan UNFPA Risya Qori berharap Sulteng bisa dijadikan model rujukan bagi daerah lain.

Misalnya dalam mengawinkan pelayanan kesehatan reproduksi, perlindungan dari kekerasan berbasis gender dan pemberdayaan perempuan dalam satu tenda terintegrasi.

“Akhir kata Saya mohon pamit sementara waktu dan ribuan terima kasih atas kerjasama selama ini,” ucapnya.

Nampak hadir Kadis Kesehatan Provinsi Sulteng dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK, M.Kes, rekan-rekan OPD teknis se Pasigala, Yayasan Kerti Praja fasilitator dan alumni program. (*/patar)

Silakan komentar Anda Disini….